Lihat ke Halaman Asli

Jika Jadi Gubernur Dki Jakarta Aku Akan Beda Dengan Jokowi…

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ya… seandainya aku jadi Gubernur DKI Jakarta, aku akan mengambil langkah yang jauh berbeda dengan Jokowi, dijamin akan lebih cepat berhasil …. Kenapa aku begitu yakin …. Langsung saja ya …..

Semua dapat terjadi karena aku sangat memahami karakter (sebahagian besar) masyarakat yang tinggal di DKI Jakarta (aku rasa tidak berbeda dengan orang indonesia pada umumnya). Kehidupan Jakarta menuntut semuanya harus berjalan dan terjadi dengan cepat, kalau bisa semuanya harus serba instant, dan tersedia seketika. Sebagai Gubernur DKI Jakarta, aku akan focus ke masalah penanggulangan banjir dan kemacetan. Agar semuanya dapat berjalan dengan cepat dan seketika, cara yang paling mudah dan cepat adalah meminta bantuan DC (David Copperfield) dan sebangsanya ….. maka … sim salabim, air menggenang jadi hilang ….. sim salabim …. macet jadi lancar ….. sim salabim …… jalur MRT langsung jadi … sim salabim …. bis langsung ada, nggak usah beli …. apa lagi yang dituntut oleh warga DKI Jakarta …. langsung SIM SALABIM …..

Tapi itu aku, yang ahli kebatinan dan cuma lulusan STM. Sebagai seorang insinyur jebolan perguruan tinggi ternama, Jokowi tentu akan memilih cara yang berbeda dengan caraku. Cara yang dipilih Jokowi tentu akan lebih rasional, masuk akal dan tinemu nalar. Apakah cara Jokowi akan selalu sejalan dengan pikiran kita? Tentu tidak, aku dapat memastikan, akan banyak di antara kita yang berbeda pendapat dengan Jokowi. Ambillah kasus buah dadu, dia mempunyai enam sisi, dan masing-masing memiliki jumlah titik yang berbeda. Letakkan dadu di atas kaca tembus pandang dan menghadap arah mata angin. Lalu apakah kita akan melihat jumlah titik yang sama??? Jawabnya : bisa ya, bisa tidak. Kita akan melihat jumlah titik yang sama, ketika kita duduk di sisi yang sama. Lha kalau kita duduk di sisi yang berlainan, ceritanya akan lain. Kalau yang duduk di Selatan melihat dua titik, yang di Utara akan melihat lima titik. Kalau dari atas terlihat satu titik, maka yang di bawah akan melihat enam titik, otomatis yang duduk di Barat akan melihat tiga titik dan yang di Timur akan melihat empat titik. Dan semuanya bener, nggak ada yang salah!!!!! bingung?? Janganlah !!!

Begitulah ketika kita sudah menyerahkan urusan perbaikan DKI Jakarta kepada Jokowi, yakinlah Jokowi akan mengambil keputusan yang sesuai dengan karakter dan posisi duduknya saat melihat masalah DKI Jakarta. Kalau kita bingung melihat sepak terjang Jokowi, mungkin karena kita tidak duduk di posisi yang sama dengan Jokowi. Agar dapat memahami, maka kita bolehlah sedikit pindah posisi, duduk di posisi yang sama dengan posisi Jokowi.Dari situ kita dapat memahaminya, dan setelahnya dapat memberikan masukan yang mungkin lebih baik, yang belum ada di kepala Jokowi. Kalau Jokowi nggak mau mendengar usulan kita, bagaimana?? Jokowi –lah yang berhak mengambil keputusan, ya terserah dia.

Tengoklah kiper Real Madrid, Casillas, apakah Casillas bermain jelek? Kalau tidak jelek, kenapa jarang dimainkan?? Ya terserah Carlo Ancelotti, dialah yang mengambil keputusan, siapa yang akan dimainkan dan siapa yang tidak dimainkan. Kalau nggak pas dengan pikiran kita, apakah lalu kita bilang Carlo Ancelotti goblooook ????!!! weh-weeeh-weeeeeh ……..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline