Lihat ke Halaman Asli

STIE Perbanas Surabaya Dalam Membentuk Moral dan Integritas Mahasiswanya

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam membangun sebuah negara. Kualitas sumber daya manusia suatu negara ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Jika pendidikan suatu negara sudah bagus dengan segala kemudahan aksesnya, sudah dapat dipastikan kejayaan suatu bangsa akan menjadi sebuah kepastian. Sebaliknya, jika kualitas pendidikan suatu negara buruk dan akses masyarakat untuk menikmati layanan pendidikan yang masih rendah, tentunya menjadi negara yang maju sepertinya jauh panggang dari api, sulit untuk terwujud.

Mungkin, kondisi pendidikan Indonesia tidaklah terlalu buruk meskipun rangking kualitas pendidikan kita di tingkat Asia Tenggara masih tertinggal dari saudara serumpun Malaysia dan juga Singapura. Dengan kondisi demikian berbagai prestasi tingkat internasional baik dibidang akademik maupun non akademik seperti POM (Pekan Olahraga Mahasiswa) ASEAN dan juga Olimpiade pendidikan mampu ditorehkan para pelajar Indonesia.

Torehan prestasi tersebut tidak serta merta menentukan kualitas pendidikan di Indonesia, mulai dari infrastruktur, kurikulum pendidikan, mahalnya biaya pendidikan, minimnya jumlah guru dan lain sebagainya menjadi faktor – faktor yang menjadikan rendahnya kualitas pendidikan dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu yang perlu untuk dikritisi adalah sistem kurikulum pendidikan yang belum mampu mencetak pelajar Indonesia yang berkarakter dan memiliki integritas tinggi. Mengapa bisa terjadi demikian? Salah satu sebabnya adalah pendidikan belum mampu menjalankan fungsinya dengan baik yaitu pendidikan seharusnya tidak hanya membentuk kualitas manusia pada aspek skill dan knowledge tetapi juga bagaimana lembaga pendidikan berfungsi membangun attitude anak bangsa. Kedua aspek tersebut harus berjalan secara seimbang karena kecerdasan dan kepandaian dalam segala bidang tanpa disertai adanya kualitas moral yang bagus akan terjadi kerusakan yang sangat besar di kemudian hari. Apakah kita belum mampu mencetak generasi pintar? Mampu, buktinya banyak generasi muda Indonesia mampu berprestasi di kancah Internasional dengan berbagai bidang keahliannya. Apakah kita sudah bisa mencetak generasi bermoral yang memiliki integritas tinggi? Belum, faktanya banyak sekali orang- orang pandai di negeri ini belum mampu bersikap dan terkesan mengabaikan nilai moral dalam tindakannya .

Kurikulum berbasis karakter yang mampu mencetak generasi unggul yang berawasan dan bermoral belum bisa dikembangkan secara maksimal oleh pemerintah. Pendidikan karakter melalui pendidikan moral harus menjadi perhatian pemerintah yang mana generasi penerus bangsa adalah penentu masa depan Indonesia. Meskipun rancangan kurikulum belum bisa teraplikasi secara resmi di dunia pendidikan, seharusnya setiap institusi pendidikan mampu menerjemahkan fungsi pendidikan dalam rangka mencetak generasi yang unggul baik dalam segi skill dan knowledge tetapi juga attitude.

Hal ini telah mampu diterjemahkan oleh salah satu institusi pendidikan tinggi swasta di Surabaya, yaitu STIE Perbanas Surabaya. Sebagai sekolah tinggi ilmu ekonomi yang fokus dalam mengembangkan sumber daya manusia di bidang ekonomi dan perbankan, institusi ini telah mampu melaksanakan fungsi ganda pendidikan kepada mahasiswanya. Aturan ketat telah dibuat untuk menjadikan mahasiswa STIE Perbanas unggul dalam segala bidang khususnya perbankan dan konsisten dalam membimbing mahasiswanya menjadi generasi bermoral dan memiliki integritas tinggi. Salah satu aturan ketat yang selama ini dilaksanakan adalah hukuman keras bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran dalam ujian. Hukumannya pun tidak main – main. Data mahasiswa yang melakukan kecurangan di pasang di dinding sepanjang lorong kampus lengkap dengan foto yang bersangkutan dengan deskripsi jenis pelanggaran yang telah dilakukan. Hukuman ini ternyata belum cukup untuk mengganjar mahasiswa yang telah menciderai nilai luhur pendidikan, hukuman selanjutnya adalah surat keputusan yang ditanda tangani oleh pejabat yang berkepentingan yang menetapkan mata kuliah yang diambil mahasiswa tersebut dibatalkan dan mahasiswa berkewajiban untuk mengulangnya.

Ini adalah salah satu contoh yang patut untuk untuk ditiru oleh institusi pendidikan di seluruh Indonesia. Dalam urusan pendidikan moral, tidak perlu menunggu kebijakan dari pemerintah. Sebagus apapun kurikulum itu disusun, tanpa adanya inovasi dan pengembangan dalam penerapannya, kurikulum hanya mampu mencerdaskan generasi tanpa membentuk kuatnya moral dan integritas mereka. Oleh karena itu, kita harus sadar bahwa kualitas pendidikan nasional ditentukan juga oleh peran masyarakat luas untuk berani beraksi menerapkan suatu aturan yang positif untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih berkualitas dengan mencetak generasi yang mempunya skill dan knowledge sekaligus memiliki moral dan integritas tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline