Lihat ke Halaman Asli

Abu Aman

Kedai Diksi

Pentingnya Pendidikan bagi Perempuan

Diperbarui: 26 Desember 2016   01:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap masyarakat desa ataupun kota, berbanding terbalik pemahaman pendidikan masyarakat dahulu yang tidak memproritaskan melainkan lebih mementingkan pekerjaan. Apalagi dipelosok-pelosok desa pendidikan hanyalah menyia-nyikan waktu untuk belajar, karena persepektif mayoritas masyarakat pedalaman, orang yang sekolah tidak sekolah pasti akhir-akhirnya bekerja juga.

Sedangkan pendidikan untuk kalangan perempuan lebih memperihatinkan, sebab mayoritas orang tua menikahkan anaknya sebelum lulus Sekolah Dasar (SD) karena perempuan pantasnya di dapur, sumur dan kasur. Oleh karena itu, mari kita renungkan apakah benar perempuan tidak mempunyai tempat untuk mengenyam pendidikan setara dengan laki-laki. Mari kita sosialisasikan pentingnya pendidikan untuk perempuan, sehingga perempuan juga mempunyai hak dan kewajiban untuk tau. Agar perempuan-perempuan pedesaan mempunyai kesempatan untuk bersaing dalam membantu kemajuan bangsa Indonesia ini.

Difinisi perempuan dalam kehidupan adalah sosok yang ikut serta dalam kemajuan Negara seperti pepatah mengatakan “Setiap kesuksesan laki-laki dibelakang ada seorang perempuan” perempuan akan melahirkan penerus  bangsa. Perempuan menurut KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) orang yang dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui. Contonya perempuan yang luar biasa Aisyah isrtri Rasulullah putri Abu Bakar As-Shiddiq adalah perempuan cerdas dalam pembentukan syariat Islam, ia dikenal orang yang menyimpan mushaf Al-Qur’an.

Sedangkan perempuan dalam pandangan sejarah kemerdekaan Indonesia, perempuan membentuk sebuah organisasi yang dipelopori oleh R. A. Kartini sebelum tahun 1928 atas usaha Budi Utomo berdirilah organisasi Putri Merdeka di Jakarta. Perempuan dalam sejarah sebagai madrasah pertama untuk putra-putrinya. Pahlawan R. A. Kartini sebagai perempuan yang membela hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan, dahulu sangatlah sulit dan banyak rintangan untuk sekolah, karena wanita dilakukan secara tidak adil oleh para kononialisme Belanda. Perempuan dahulu menciptakan organisasi-organisasi setelah organisasi Putri Merdeka terciptalah organisasi Wanita Mulyo, Wanita Kholik, dan Wanita Utomo. Semua organisasi perempuan tersebut untuk menciptakan perempuan yang sama mengeyam pendidikan.

Kalau kita istilahkan perempuan berpendidikan tinggi adalah untuk kebaikan Negara memberikan generasi militan, berintegrasi tinggi dan bertanggung jawab. Perempuan yang berpendidikan tinggi akan mengetahui cara menjadi ibu rumah tangga yang baik, dapat membedakaan mana yang baik dan buruk serta tidak lagi diistilahkan bahwa perempuan tempatnya hanya didapur, sumur dan kasur, tetapi juga ikut andil terhadap Negara, salah satu contoh perempuan hebat tahun 2010-2016 yang telah memberi konstribusi kemajuan Surabaya yaitu ibu Tri Rismaharini sebagai wali kota Surabaya.

Jadi, memang benar perempuan tempatnya hanya didapur, sumur, dan kasur adalah benar kalau ditinjau peran wanita dalam kedudukan keluarga. Sebagaiman sudah kita ketahui dalam keseharian perempuan sebagai ibu rumah tangga melayani anak-anaknya dan suaminya. Selain perempuan sebagai ibu rumah tangga perempuan juga mempunyai cita-cita untuk memperoleh HAM (hak asasi manusia) untuk ikut serta dalam berjalannya roda kepemerintahan seperti phlawan Indonesia oleh perempuan hebat, M. Chistina Tiahahu, Cut Nya Dein, Cut Mutia, dan R. A. Kartini,  sebagi fakta bahwa perempuan dapat memberi sumbangsih terhadap kemerdekaan rebublik Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline