Lihat ke Halaman Asli

M. Abrori Riki Wahyudi

Jika menulis adalah nafas, maka membaca adalah udaranya

Puisi: Belenggu di Ibu Pertiwi

Diperbarui: 6 Juni 2022   13:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pandemi telah mengubah sendi-sendi kehidupan

Kini, kami tak bebas lagi laksana burung yang mengangkasa

Senyum sapa bertatap muka

Hilang ditelan senyum dalam layar kaca

Ibu pertiwi sedang tidak baik-baik saja

Setiap hari anagka kematian semkin subur

Tuhan.....

Adakah beang kuning dibalik benang merah ini...?

Sebuah harapan tercecer disepanjang jalan

Ibu pertiwi kini berubah seketika

Wajah asrinya menjadi muram

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline