Lihat ke Halaman Asli

Kasihan Pak Lukman!

Diperbarui: 23 Mei 2018   00:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

majalahlangitan.com

Saya sebenarnya kasihan pada Kemenag RI. Terkhusus kepada yang terhormat Pak Menag Lukman Hakim Saifuddin Zuhri. Terlebih tiga hari terakhir ini saya membaca ulang buku 'Guruku Orang Pesantren' yang ditulis ayah beliau. Kasihan Pak Lukman, serius kasihan beliau.

Ada banyak blunder sebenarnya tersebab sikap dan keputusan beliau. Atau keputusan yang dibuat atas nama beliau. Tapi, yang paling membuat kalut pikiran beliau, saya kira dampak dari rilis 200 nama muballigh rekomendasi Kemenag. Karena siapa pun yang membuat daftar, atas perintah siapa, tetap yang menjadi sasaran hujatan sekarang adalah Pak Menteri.

Begini, rata-rata yang pernah jadi Menteri Agama adalah orang-orang yang punya integritas. Berkarakter dan berpengetahuan luas. Namun banyak di antara mereka yang akhirnya tergelincir. Sistem dan lingkungan yang mungkin menyebabkan itu.

Terpengaruh oleh sistem dan lingkungan, saya kira daya rusaknya tidaklah seberapa. Tapi terbawa oleh kebijakan pimpinan bego dan dungu, itu yang sangat berbahaya. Sebab ketundukan pada bodohnya suatu simpul, itu akan memberangus akal sehat dan menelantarkan semua ilmu yang ada di kepala.

Kita dulu pernah punya menteri agama yang sangat luar biasa, Prof. Dr. Habib Said Agil Husein Al Munawwar. Masuk ke Kementerian dengan bekal integeritas dan ilmu yang tinggi. Tapi, apa yang terjadi kemudian? Ya Allah, beliau ini seorang doktor, hafal Qur`an, tapi pernah suatu hari memimpin penggalian suatu tanah, karena konon di situ ada harta karun peninggalan Prabu Siliwangi. Sungguh satu hal yang tidak bisa dinalar!

Dada Menteri Lukman Hakim saat ini sedang dilanda kecamuk yang sangat hebat. Kontroversi rilis 200 nama muballigh terus meluas. Protes dari sana sini. Para muballigh yang namanya tidak masuk, justru santai saja. Sebab mereka memang tidak butuh itu. Ustaz Abdul Somad misalnya, tidak usah dimasukkan ke dalam daftar itu, jadwal beliau memang sudah penuh sampai April 2020. Tapi penggemar beliau lah yang merasa bahwa tidak masuknya UAS dan beberapa nama lainnya, adalah murni disengaja untuk menstigma mereka sebagai muballigh yang tidak rekomended.

Hati Pak Menteri semakin gundah, sebab nama-nama yang sudah terlanjur dimasukkan, justru sudah mulai melakukan penolakan dan meminta nama mereka dikeluarkan. Sebab mereka menganggap bahwa ada banyak nama lain yang sebenarnya lebih berhak dimasukkan.

Makin kalut pikiran Pak Lukman sekarang. Sebab gejolak tentang 200 nama tersebut, ternyata tidak hanya terjadi di tengah masyarakat dan jagad media sosial. Tapi sekarang di internal Kemenag pun sudah bergejolak. Kepala Kanwil Kemenag di Kalimantan protes! Karena tidak ada nama muballigh dari daerah mereka yang dimasukkan dalam daftar tersebut.

Nah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline