Lihat ke Halaman Asli

Menyayangi Orang yang Menyakiti Kita??

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dari Judul diatas mungkin kita sedikit berpikir, apakah bisa seperti itu? bisakah kita baik terhadapa orang yang dulunya sudah benar2 menyakiti kita??  mungkin itu pertanyaan yang kita pikirkan. Saya pun demikian terkadang berpikir apakah bisa?

"laskar cinta  sebarkanlah benih-benih cinta musnahkan virus-virus benci,virus yang bisa merusakkan jiwa  dan busukkan hati.."

Sepenggal lirik dari "laskar Cinta" milik Dewa 19, mungkin kita butuh seorang laskar cinta untuk membunuh virus kebencian dalam diri kita, tapi ingat Laskar cinta sesungguhnya adalah diri kita, kita diciptakan sebagai ciptaan yang sempurna ciptaan yang diajarkan untuk mengasihi sesama bukan untuk membenci.

Maafkan Mereka yang Menyakitimu

Mengampuni adalah awal kita untuk menjadi seorang laskar cinta, Mengampuni bukan suatu perasaan. Bukan pula berusaha melupakan hal-hal buruk yang diperbuat orang terhadap kita. Mengampuni ialah suatu tindakan hati dan kemauan. Mengampuni berarti memberi seseorang sesuatu yang tidak mereka terima, yaitu maaf atau pengampunan. Mengampuni juga berarti mengakui bahwa kita diperlakukan salah, tetapi menjangkau melampaui hal itu dan memberi kemurahan.  Terkadang, mengampuni merupakan suatu proses. Jika kita disakiti dengan amat dalam, maka membutuhkan waktu untuk menyembuhkan luka. Di sini, mengampuni bertindak sebagai pembersihan luka terus-menerus, sehingga luka itu dapat sembuh dengan baik. Ketika kita memikirkan seseorang yang pernah menyakiti atau telah berbuat dosa terhadap kita, timbul sakit hati dan rasa jengkel, maka kita perlu meneguhkan kembali komitmen untuk mengampuni. Itu tidak berarti bahwa tindakan pengampunan yang pertama tidak berlaku lagi, tetapi sebuah proses yang mungkin dibutuhkan agar Anda benar-benar sembuh.

Ketika seseorang menjengkelkan kita atau kepribadian mereka menimbulkan kekesalan, kita cenderung untuk menghindari mereka.Pernahkah anda demikian??SAYA PERNAH,

Ketika mereka masuk ke dalam suatu ruangan, kita tidak mau melihat ke arah mereka dan dengan sendirinya kita akan bergeser ke seberang ruangan. Beberapa di antara kita akan berusaha tidak hadir dalam pertemuan atau acara di mana orang-orang tertentu akan hadir. Salah satu kunci yang terbesar dalam mengasihi musuh-musuh kita ialah bergerak mendekati mereka, bukan menjauhi. Memang ini berlawanan dengan sifat manusia yang alami, tetapi tindakan tersebut efektif. Mungkin kita membutuhkan waktu untuk membereskan suatu hubungan yang sulit, atau menjadi tenang kembali setelah suatu perbantahan. Tetapi kita yang harus membuat komitmen terhadap orang itu dan menyelesaikan keadaan tersebut. Bagaimana dengan orang yang tidak mengerti prinsip ini dan tidak  mau terbuka dan membicarakan masalahnya? Kita harus tetap melakukan apa yang dapat kita lakukan untuk menjangkau orang itu, dan berusaha menciptakan suasana di mana mereka merasa dapat berkomunikasi dengan kita. Kebanyakan orang ingin berbicara, tetapi tidak tahu bagaimana memulainya. Bertemulah dengannya di tempat umum, misalnya sambil makan atau minum kopi, atau apa saja yang ia suka lakukan. Tunjukkan kepadanya bahwa Anda terbuka, Anda ingin meluruskan keadaan, dan Anda mau didekati. Ketika ketegangan menjadi berkurang, Anda dapat mulai membicarakan bidang yang sensitif dalam hubungan Anda, mungkin dengan menanyakan apakah Anda telah berbuat sesuatu yang menyakitinya, atau apakah ia mau membicarakan tentang ketegangan yang ada dalam hubungan Anda dengannya.

Mari kita mencoba menyanyangi orang yang pernah menyakiti kita, mulai belajar dari sekarang, disini bukannya saya menggurui para kompasianer tapi saya disini ingin berbagi agar kita bisa seperti itu, bukankah Cinta itu indah dibanding Benci?? Saya juga belajar akan hal ini, mari kita sama2 belajar ^^ salam Damai dan Cinta, SEBARKAN BENIH CINTA MUSNAHKAN VIRUS BENCI.

Saya bingung post ini mau dimaukkan di rubrik mana? jadi saya masuukan saja di Sosbud, jika tidak cocok, saya mohon maaf :)

terispirasi dari bacaan saya : “ Learning to Love People You Don’t Like”, Floyd McClung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline