Malam itu memberikan efek cahaya
Aku duduk menikmati paras indah
Suara gerimis sembunyi, seraya kaki melangkah
Ia selalu tersenyum tanpa harus ada kata makna
Aku penonton setia bagi drama teater dunia
Wajah asri bak bunga dibungkus kelopaknya
Intonasi suara sesuai kadar penerima
Narasi elegan menjadi nilai seni bicara
Kesan dangkal menambah rasa curiga
Merisau gelisah sembari nyanyian indah
Ia risih, aku tak berhenti
Soal musik menikmati tanpa simpati
Waktu meleburkan prasangka
Lelucon titik awal mula kata pertama
Bicara tanpa henti, pendengar jadi fungsi
Tak menyakiti, soalan teratasi tanpa mengerti
Wanita anggun dibalik kaca
Ragam rasa tertuang lewat cerita
Tak mementingkan kaidah kata
Ibarat dandelion, meniti angin seraya menebar bibit bahagia
Rapuh, potret yang sama tentang dirinya
Tangis, dibalik kacamata merembah air mata
Emosi, terbagi tanpa perlu bicara
Tertawa, tirai indah penutup rasa
Yogyakarta, Muhammad Fadil
11 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H