Lihat ke Halaman Asli

Indeks Glikemik Indikator Kadar Gula dalam Darah

Diperbarui: 29 Juli 2023   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ketika makan siang bersama di kantor seorang kawan menyodorkan kimpul. Tampilannya serupa dengan talas. Karena itu disebut juga talas Belitung atau Blue Taro dalam bahasa Inggris. Kawan ini sering mengonsumsi kimpul karena menderita diabetes tipe 2. Kadar gula dalam darahnya cukup tinggi sehingga harus menggunakan insulin yang disuntilkan sebelum makan.

Kimpul merupakan bahan makanan sumber karbohidrat namun memiliki indeks glikemik rendah. Indeks glikemik ini indikator kadar gula atau glukos dalam darah. Para penderita diabet memiliki kadar gula darah dalam darah yang tinggi, diatas standar normal. Lazimnya ukuran yang dipakai
sebelum makan, kadar gula dalam darah berkisar antara 70-130 miligram/desiliter. Setelah makan, kadar akan naik dari batas tersebut yaitu kurang dari 140 miligram/desiliter setelah 2 jam. Dalam kondisi puasa selama delapan jam, kadar gula darah normal yaitu kurang dari 100 miligram/desiliter.

Indeks glikemik (IG) suatu makanan diukur dengan skala 1--100. Semakin tinggi angka indeks glikemiknya, semakin cepat pula makanan tersebut dapat meningkatkan kadar gula darah. Angka indeks glikemik umumnya dapat ditemukan pada label kemasan makanan.

Tinggi rendahnya glikemik indeks terbagi dalam tiga kelompok yaitu rendah jika nilai glikemik indeksnya 55. Sedang jika nilainya 56-69 dan tinggi jika nilainya lebih dari 70.

Namun, kimpul hanya merupakan salah satu bahan makanan yang glikemik indeksnya rendah. Kadar lemak Kimpul cukup rendah dan juga mengandung flavonoid dan saponin. Selain itu Kimpul juga dapat menjadi bahan baku obat steroid karena dapat memberikan efek hidokolesterolemik.

Ada beberapa bahan makanan lain seperti kacang-kacangan, beras merah dan lain-lain.
Di Indonesia umbi kimpul sebagai salah satu sumber karbohidrat masih kurang diminati baik dalam proses pengolahan maupun pembudidayaannya.

Makanan dengan indeks glikemik tinggi mengandung  karbohidrat yang dapat dicerna secara cepat oleh tubuh, sehingga membuat kadar gula darah naik dengan lebih cepat. Beberapa jenis makanan dengan glikemik indeks tinggi adalah nasi putih, roti tawar putih, kentang, minuman bersoda, dan minuman manis.

Sementara itu, makanan dengan indeks glikemik rendah adalah makanan yang dicerna oleh tubuh secara perlahan, sehingga tidak menyebabkan kadar gula darah naik secara drastis. Makanan dengan  glikemik indeks rendah antara lain sebagian besar buah dan sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak. Gula palem juga menjadi salah satu alternatif pemanis karena kandungan indeks glikemiknya yang rendah.

Indeks glikemik makanan tidak selalu tetap, karena ada beberapa faktor yang dapat merubah nilai indeks glikemik suatu makanan, yaitu:

1. Cara mengolah bahan makanan

Indeks glikemik suatu makanan dapat turun saat ditambahkan cuka, lemon, atau bahan makanan yang tinggi serat dan lemak. Indeks glikemik suatu makanan juga akan turun saat dimasak dengan cara digoreng. Sementara itu, indeks glikemik makanan dengan kandungan pati tinggi, seperti pasta dan nasi, dapat naik bila dimasak terlalu lama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline