Lihat ke Halaman Asli

Talas dan Keladi Apa Bedanya?

Diperbarui: 1 Februari 2023   04:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Secara umum orang akan menyebut talas itu juga keladi. Tetapi referensi mencatat sebenarnya tidak sama. Ditilik dari nama Latin talas disebut Colocasia esculanta berasal dari suku talas-talasan (Araceae) penghasil umbi-umbian. Sedangkan keladi memang masih sekerabat tetapi nama kelompoknya atau marganya Caladium. Tetapi banyak orang menyamakan sebutan talas dengan keladi juga.

Keladi sejati jarang membentuk umbi yang membesar. Asal tumbuhan ini dari hutan Brazil namun sekarang tersebar ke berbagai penjuru dunia. Talas diduga aslinya berasal dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian Selatan. Sudah dibudidayakan jauh sebelum  padi ditanam orang.

Keladi kini banyak dijadikan tanaman hias karena warna daunnya yang indah berwarna warni. Talas lebih banyak diolah menjadi makanan Karena umbinya yang besar dan merupakan sumber karbohidrat. Karenanya di beberapa daerah dijadikan makanan pokok selain beras, jagung, ubi dan singkong.

Ambil contoh di daerah Mentawai provinsi Sumatera Barat. Ada olahan talas atau bolehlah disebut keladi yang dinamakan Subbet. Kuliner unik khas Mentawai ini terbuat dari campuran keladi dan pisang rebus yang ditaburi kelapa parut. 

Ada Rasa manis-maninya bercampur gurih. Suku Mentawai menjadikan talas ini sebagai Salah satu makanan pokok disamping pisang dan sagu. Demikian juga masyarakat di kepulaun Kei-Maluku Tenggara talas menjadi menu pokok selain ubi dan singkong karena kandungan karbohidratnya yang tinggi. Tetapi ada juga protein, kalium dan magnesium. Di Jawa Ada yang disebut bote yang dipercaya glisemik indaeksnya yaitu indikator tingkat kecepatan makanan berkarbohidrat mempengaruhi kenaikan gula dalam darah rendah jadi tidak cepat meningkatkan gula darah seperti halnya nasi.

Selain dijadikan makanan pokok talas dapat diolah menjadi beragam kue bahkan dijadikan es krim, bolu lapis talas, keripik, kolak, bubble tea, hingga es campur atau cukup digoreng, dikukus ditaburi kelapa parut dijadikan camilan teman minum teh atau kopi.

Umbi-umbian yang dapat dikonsumsi ini sejatinya merupakan potensi dalam mendukung kesediaan pangan lokal untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga. Bahkan dianjurkan untuk memperkaya ragam asupan karbohidrat dalam konsep gizi seimbang, sehingga tidak hanya bergantung pada beras semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline