Lihat ke Halaman Asli

Rumpu Rampe Tumis Beragam Sayuran

Diperbarui: 9 Januari 2023   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sayur yang merupakan bahan makanan nabati, adalah makanan sehat untuk dikonsumsi. Bagi manusia sayuran berperan penting.  Kandungan lemak dan karbohidratnya rendah, vitamin, mineral dan serat makanannya tinggi.  

Dapat dikonsumsi setelah dimasak atau diolah bahkan Ada yang langsung di makan dalam keadaan segar sebagai lalapan. Pengolahan sayur-mayur dapat dilakukan dengan cara beragam.

Namun apa jadinya jika beragam sayur dipadu dalam satu jenis masakan. Kalau itu dilakukan di Sumba Nusa Tenggara Timur namanya Rumpu Rampe. Anggota sayuran yang dipadukan dalam Rumpu Rampe ini ada bunga pepaya, daun kelor, buah pepaya muda, daun pepaya, daun singkong, serta jantung pisang kemudian ditumis. Kini bahkan sering juga campurannya melibatkan  kangkung, udang, dan ikan teri.

Lalu apa arti Rumpu Rampe? Kata ini memiliki arti ramai, banyak, dan beragam. Jadi tidak heran jika makanan ini diberi label Rumpu Rampe. Dimakan mendampingi Jagung Bose. 

Jagung bose ini  bubur jagung unik yang diberi daging sei, kacang merah dan kacang tanah dimasak dengan santan. Makanan ini memang khas pulau Sumba, pulau yang terdiri dari empat kabupaten yaitu Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Tengah, dan Kabupaten Sumba Timur. Kota terbesarnya adalah Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur. 

Menilik komposisi menu makanan ini tentu padat dengan zat gizi. Menu makanan tradisional seperti ini sejatinya menyehatkan. Intuisi nenek moyang zaman dahulu muncul secara alami yang pada dasarnya mungkin hanya sebagai penangkal rasa lapar. Tetapi bonus yang di dapat berupa aneka zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh.

Bukan hanya dari daerah NTT makanan olahan tradisional seperti Rumpu Rampe ini tersedia, mungkin di seluruh pelosok tanah air bisa ditemukan. Memang ragam makanan tradisional Nusantara ini begitu kaya bahkan beberapa diantaranya sudah menjadi War is an Budaya Tak benda. 

Tinggal upaya melestarikannya perlu terus digalakkan agar mampu bertahan dari terpaan makanan zaman now dan bersaing dengan olahan makanan kekinian. Betapa tidak teknologi semakin maju, pola hidup dan gaya hidup semakin berkembang, segalanya dituntut serba cepat dan instan, termasuk soal makanan. Tentu saja makanan yang disebut makanan sampah atau "junk food" sulit untuk dihindarkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline