Sore itu kami menelusur Jln. Raya Manyar Mulyorejo, di Surabaya-Jawa Timur. Sasaran perburuan kuliner kali ini lontong kupang. Semula terpikir nama lontong kupang itu lontong dari kota Kupang di Nusa Tenggara Timur. Ternyata dugaan kami jauh meleset, itu sebutan menu khas Jawa Timur olahan hewan laut sejenis kerang kecil.
Di rumah makan itu tersedia dua menu, lontong balap dan lontong kupang. Kami memilih lontong kupang. Setelah terhidang, terlihat potongan lontong berendam dalam kuah petis bersama si hewan laut bernama kupang itu, didampingi dua tusuk sate kerang dalam satu porsi. Ketika dicicip, rasanya gurih dan sepintas aroma jeruk nipis tertangkap menyelinap di hidung.
Sajian lontong kupang ini dilengkapi juga dengan lentho, terbuat dari kacang tolo yang ditumbuk agak kasar dan dicampur adonan tepung dan bumbu, dibentuk bulat-bulat menyerupai perkedel lalu digoreng. Minumanya kami pilih es degan alias es kelapa muda. Lengkap sudah kulineran sore itu untuk memanjakan lidah.
Kupang itu sejenis kerang laut, bentuknya kecil berwarna putih. Banyak ditemukan di Jawa Timur sepanjang pinggir pantai atau lumpur air asin. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Blue Mussel atau juga kerang putih.
Seperti hewan laut lain yang biasa dikonsumsi, kandungan mikronutriennya berupa zat besi (Fe) dan zinc/seng (Zn) cukup tinggi. Zat besi diperlukan dalam tubuh untuk pembentukan sel darah merah. Sedangkan Seng merupakan komponen penting beberapa enzim untuk metabolisme dalam tubuh. Tentu juga sebagai sumber protein, vitamin B12 asam lemak Omega-3 dan Omega-6 dan lain-lain, yang semuanya berguna bagi kesehatan badan.
Manfaatnya banyak, antara lain dipercaya untuk mencegah Anemia akibat kekurangan zat besi, menjaga kesehatan jantung, membantu berfungsinya sistem syaraf dan imunitas.
Seperti juga jenis-jenis kerang lain, sejatinya dapat menjadi asupan zat-zat Gizi mikro yang dihasilkan dari kekayaan laut Nusantara. Zat-zat Gizi mikro ini penting bagi anak-anak dalam masa tumbuh kembang mereka.
Indonesia saat ini menghadapi beban ganda. Masalah Gizi makro berupa kekurangan protein energi belum tuntas ditangani, kini masalah kekurangan gizi mikro sudah datang menghadang. Tentu saja pencerahan tentang pendayagunaan bahan makanan sumber-sumber zat gizi mikro seperti kupang ini bagi masyarakat perlu dilakukan terus secara berkesinambungan, demi menyongsong generasi emas masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H