Wim, pelatih Tim nas tak sanggup memotivasi semangat timnas. Beda dengan Alfred Riedll, mantan pelatih Timnas yang dipecat pengurus PSSI yang dinakodai Djohar. Ya, inilah hasil dari keputusan emosional Djohar dan pengurus PSSI.
Masih ada waktu yang banyak sekali membenahi dan menjadikan timnas berjaya. Ketua PSSI, Djohar harus segera memanggil kembali Alfred Riedll, kalau Alfred masih mau, serahkan kendali timnas pada Alfred. Semoga Alfred tidak sakit hati atas perlakuan pengurus PSSI periode sekarang, dan sebagai profesional, ingin sekali memajukan timnas.
Masih ada waktu. Kembalikan Riedll melatih timnas karena peluang kita masih ada. Kita ingin melihat semangat bertanding yang berapi-api dari timnas beberapa bulan lalu, terulang kembali. Lihat betapa semangatnya mereka waktu kejuaraan tingkat Asia Tenggara. Pemain kompak, mereka menyerang bagaikan gelombang laut ke mulut gawang lawan, dan gol demi gol tercipta.
Padahal kesebelasan yang dihadapi ketika itu, mainnya bagus, kualitas di atas tim Bahrain ini. Coba putar kembali rekaman pertandingan lalu, misalnya betapa lincahnya Octovanus Maniai (Octo). Kenapa kini Wim tidak menurunkan Octo? Pemain asal Persipura (Papua) mempunyai ikatan emosional kuat antarsesama. Awalnya saya pikir waktu Boas bermain cantik, sebetulnya akan lebih cantik dan membuahkan gol jika Okto dipasang di kiri luar. Karena kiri luar selama 90 menit "mati".
Semoga Timnas asuhan Alfred R menjadi kenyataan lagi. Saya merindukan kejayaan dan pertunjukan olah bola yang cantik, gol-gol yang indah, dan terutama kemenangan dalam setiap laga yang memicu membaranya rasa persatuan dan nasionalisme Indonesia terulang kembali melalui timnas yang bersemangat dan menang dalam Pra PD di stadion Gelora Bung Karno, Senayan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H