Lihat ke Halaman Asli

Aboy Maulana

Biasa saja

Memaknai Takbir Malam 1 Syawal

Diperbarui: 1 Mei 2022   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Oleh : Maulana Arief Aboy 

BULAN Ramadan akan segera menggenapi hitungan bulan nya. Itu artinya, takbir akan segera berkumandang di musola dan mesjid-mesjid dengan khidmat dan lantang. Takbir artinya menyuarakan lafal Allahu Akbar (Allah Maha Besar) dengan maksud mengagungkan keagungan Allah SWT. 

Dalam aturan bahasa Arab, Akbar (Maha Besar) termasuk kata sifat  dengan jenis  isim tafdhil dari kata kabir (besar). Isim tafdhil sendiri adalah alat pembanding untuk menunjukkan sesuatu yang lebih utama daripada yang lainnya. 

Alat pembanding pasti hanya bisa difungsikan ketika ada dua objek yang harus dibandingkan. Dengan demikian, setiap kata sifat dalam bahasa Arab punya isim tafdhil.

Berbeda dengan kata sifat dalam bahasa Arab lainnya, lafal takbir (Allahu Akbar) adalah kata yang tidak memiliki objek lain untuk dibandingkan. Hal ini jelas karena Allah tidak memiliki sekutu, tidak ada lawan dan tidak ada satupun yang dapat dibandingkan dengan-Nya. 

Dalam segala sifat-Nya Allah tidak dapat diserupakan dengan makhluk-Nya karena Allah Maha Memiliki segala sifat kesempurnaan, termasuk dalam kata kabir (besar) yang menjadi akbar (Maha Besar).

Dalam surat al-Baqarah ayat 185 Allah SWT berfirman, "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). 

Karena itu, barang-siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. 

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur." (QS. al-Baqarah[2]:185)

Ayat di atas menjelaskan tentang adanya perintah mengumandangkan takbir sebagai penutup ibadah puasa. Selain itu,  terdapat sebuah tanda bahwa tiap kita harus bersemangat dan bergairah menghadapi bulan-bulan setelah Ramadan. Allah SWT tahu bahwa manusia akan kembali berhadapan dengan segala godaan yang dilancarkan oleh pasukan setan. 

Takbir merupakan pekik semangat agar berani dan tidak gentar berperang kembali dengan pasukan setan di luar Ramadan. Takbir merupakan penyemangat dalam menghadapi peperangan dalam kehidupan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline