Lihat ke Halaman Asli

Abul Muamar

Editor dan penulis serabutan.

Di Balik Ucapan Prabowo Soal Gaji Wartawan

Diperbarui: 8 September 2017   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menyinggung soal gaji wartawan, saat diwawancarai selepas mengikuti upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-72, di halaman Kampus Universitas Bung Karno, Jakarta, Kamis, 17 Agustus 2017 lalu. Calon presiden pada Pilpres 2014 itu menyebut bahwa gaji wartawan tergolong rendah. Sambil setengah berguyon, ia meyakini kalimatnya dengan menerawang wajah para wartawan, yang menurutnya menunjukkan tampang memelas, dan karenanya tidak sanggup berbelanja di mal.

"Kita belain para wartawan. Gaji kalian juga kecil, kan? Kelihatan dari muka kalian. Muka kalian kelihatan enggak belanja di mal. Betul, ya? Jujur, jujur," demikian ucapan Prabowo, seperti dikutip dari www.kompas.com (17/8/2017).

Ucapannya itu lantas merambat ke mana-mana (viral) di media sosial. Banyak orang, terutama yang bergelut di dunia jurnalistik, menanggapi ucapannya itu. Sebagaimana seorang tokoh yang ucapannya acap menimbulkan kontroversi, demikian pula ucapan Prabowo itu. Ada yang setuju, ada yang tidak. Ada yang tersinggung, ada yang mendukung dan membenarkan. Pokoknya beragam.

Bahkan kini, ada pula yang membuat ucapan itu menjadi tulisan di kaos dan sudah laris manis diperjualbelikan kepada para wartawan.

Namun, di luar itu semua, yang menarik untuk ditilik adalah situasi macam apa sebenarnya yang melatarbelakangi lahirnya kata-kata Prabowo itu. Sebab kalimat itu, hemat saya, tidak sesederhana saat didengar, melainkan menyiratkan banyak keadaan di baliknya.

Pertama, menurut catatan mengenai sikap Prabowo terhadap wartawan, kita tahu bahwa pria yang hobi berkuda itu kerap merasa disudutkan oleh media, dan karena alasan itu, beberapa kali ia enggan menjawab dan bahkan mengusir wartawan yang hendak mewawancarainya.

Salah satu contoh terjadi pada 9 Juli 2014. Saat itu, di kediamannya di Hambalang, Bogor, Prabowo, yang baru selesai mencoblos di TPS dekat rumahnya, meluapkan amarahnya kepada wartawan Metro TV, Kompas TV, dan Berita Satu.

Jika ditilik dari situ, ada kemungkinan bahwa ucapan Prabowo di HUT RI ke-72 kemarin masih berbau sinisme terhadap wartawan yang belum lenyap dari dalam hatinya. Karena dari berita-berita yang disiarkan di sejumlah media daring, diketahui bahwa ia menuturkan kalimat itu setelah sebelumnya ditanya mengenai pemilihan presiden dan penerbitan Perppu Ormas.

"Anda tanya tadi, presiden diktator tidak? Itu kan pertanyaan memancing statement," kata mantan perwira TNI AD itu, seperti dikutip dari www.tempo.co (17/8/2017).

Artinya, dalam hal ini, ada kemungkinan Prabowo tidak senang terhadap pertanyaan tersebut karena khawatir jawabannya akan dipelintir, dan lantas secara spontan ia menyindir (baca: mengejek) kesejahteraan wartawan, sebagai reaksi balasan atas ketidaksenangannya. Apalagi, setela berputar-putar sedikit soal kesejahteraan rakyat Indonesia, ia membuat penekanan atas ucapannya.

"Kita kasihan sama kalian, tidak bisa belanja di mal. Jadi kita berjuang buat kalian," ujarnya lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline