Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Tsalis Z. N.

Berisi tulisan yang bisa saya tulis

Tradisi Besiar di Gunung Abang Sunan Drajat

Diperbarui: 21 Juli 2023   13:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar pribadi 

Besiar merupakan kegiatan tahunan yang menghiasi H+7 Lebaran. Tradisi ini menjadi momen istimewa bagi masyarakat Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan. Tradisi unik ini memeriahkan acara dengan perjalanan ke Gunung Abang, sebelah timur makam Sunan Drajat. Pemandangan alam yang indah menyambut perjalanan, diikuti dengan menapaktilasi perjalanan dakwah Sunan Drajat, seperti mengunjungi peninggalan kanjeng Sunan Drajat pasujudan, tempat pertapaan Watu Bayang dan Watu Gong, yang mana batu ini bisa berbunyi layaknya gong pada gamelan. Semuanya berada di Gunung Abang. Kemudian berakhir dengan bersantap ketupat bersama. Meskipun tradisi ini tidak terikat pada pakem yang kaku, namun setiap orang turut berpartisipasi sesuai dengan kemauan dan caranya masing-masing.

Besiar memiliki tujuan mulia, yaitu menapak tilasi perjalanan dakwah Sunan Drajat, mengenang jejak spiritual sang leluhur. Kegiatan ini telah berlangsung sejak zaman dahulu dengan teknis pelaksanaan yang hampir tak berubah. Bukan hanya masyarakat Desa Drajat yang ikut merayakan, tapi desa-desa lain seperti Mantren dan Banjaranyar, juga berdatangan untuk merayakan tradisi besiaran. tak jarang masyarakat juga menyatukan doa dalam slametan bersama khususnya bagi warga yang mempunyai lahan tanah di Gunung Abang.

Namun, selama beberapa tahun terakhir, besiar mulai meredup karena penggalian gunung yang menyebabkan akses jalan semakin jauh untuk ditempuh. Tidak hanya itu, Pandemi COVID-19 juga menjadi pukulan berat bagi kelestarian tradisi ini, tradisi besiar ini hampir musnah, kehadiran pengunjung semakin sedikit, dan momen meriah menjadi kenangan belaka.

Namun, di tengah keprihatinan akan melemahnya tradisi ini, di tahun 2022 para pegiat budaya Desa Drajat bersatu untuk melakukan pelestarian. Dipimpin oleh Ahmad Bagus Dzikrul Haqqi, alumni sejarah Universitas Jember, dan didukung oleh pemuda dan mahasiswa aktif desa, upaya merawat dan melestarikan budaya desa Drajat berlanjut.

"Kita harus bersyukur atas nikmat dari Allah yang masih memberikan tempat alam semesta seperti ini untuk dinikmati. Meskipun ada bagian yang sudah dikeruk, yang penting adalah kita masih bisa berkunjung dari sisa-sisa tempat bersejarah yang hampir punah ini untuk melestarikannya," ujar Dzikir, sambil me-rememori sejarah di hadapan anggota pegiat budaya desa Drajat (29/4/2023).

Tradisi besiar, sebuah warisan leluhur yang berharga, kini hidup kembali dengan semangat pelestarian dari para generasi muda Desa Drajat. Meskipun zaman terus berubah. Semoga dengan upaya ini, tradisi berharga ini akan tetap mekar dan bersemayam dalam hati setiap masyarakat bahkan sampai anak cucu, agar bisa mengajarkan arti penting dari melestarikan tradisi.

Pegiat Budaya Desa Drajat saat Berkunjung di Gunung Abang (Gambar pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline