Sejak Pertama kali di deklarasikan Partai Nasional Demokrat pada Oktober 2022, Anies memegang peranan penting dalam mengubah paradigma Kontestasi Politik di Indonesia dalam ajang Pemilihan Presiden utamanya saat dimulainya masa kampanye.
Anies yang rekam jejaknya sebagai salah satu Pengajar di Perguruan Tinggi di Indonesia sekaligus menjadi Rektor Universias Paramadina menjadikan peta politik 2024 tidak dapat ditebak dan diarahkan.
Perjalananya dari Calon Presiden yang diragukan untuk bisa tampil resmi dan terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU), dramanya dengan Partai Demokrat dan langkah caturnya menggandeng Muhaimin Iskandar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi Calon Wakil Presiden dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2024-2029
Sejak terdaftar resmi di Komisi Pemilihan Umum (KPU), gaya kampanye Anies sedikit banyak mengubah paradigma gaya kampanye Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden.
Sejak Era Pemilihan Konstituen Pertama 1955 dan Era Reformasi yang menyebabkan lahirnya Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pertama kali di Indonesia untuk Periode 2004-2009 sudah menjadi kewajiban pada setiap kampanye dilangsungkan beragam pawai motor dengan membawa bendera partai tertentu.
Pesta rakyat dengan mengundang artis-artis Ibu Kota oleh pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden diberagam daerah, akan tetapi beragam hegemoni yang seolah-olah menjadi kewajiban Para Capres dan Cawapres di ajang 5 tahunan telah hilang pada Pemilu 2024 ini. Hal tersebut telah berangsur sirna dan tidak menjadi pilihan kampanye utama karena lahirnya metode dan gaya kampanye yang dilakukan oleh Pasangan Anies dan Cak Imin yang dikenal dengan "Desak Anies" dan "Slepet Cak Imin".
Metode kampanye Desak Anies telah mengundang beragam lapisan masyarakat yang memiliki hak pilih untuk berbondong-bondong datang ke dalam acara tersebut.
Bukan hanya itu, acara Desak Anies sejatinya tidak ditujukan untuk pemilih Anies dan Cak Imin namun ditujukan untuk orang-orang yang tidak memilih mereka dengan tujuan menggali isi otak mereka berdua apabila menjadi Presiden dan Wakil Presiden nantinya.
Sesuai dengan namanya, Desak Anies tidak memiliki norma dalam mengajukan pertanyaan bagi Anies atau bisa disebut bebas mengajukan pertanyaan apa saja! Ya benar, pertanyaan apa saja untuk Anies!
Bebasnya pertanyaan yang dapat ditanyakan kepada Anies kadang memiliki tingkat absurd yang tinggi namun menggelitik dan menarik.