"FINAL TELAH DATANG!" Itulah yang diucapkan para suporter setia Timnas di seantero Nusantara. Bagaimana rasanya mereka mengucap rasa syukur atas perjuangan yang mereka raih hingga saat ini. Semangat dan kompak itulah yang menjadi kunci kesuksesan mereka selama berlaga di AFF U-16 2018 tahun ini.
Saat ini kedua kesebelasan kembali dipertemukan pada malam ini. Kali ini adalah pertemuan yang ketiga kalinya. Secara head to head dalam 2 laga terakhir, mereka mempunyai rekor yang sama.
Sama-sama menoreh 1 kali menang dan kalah. Pada tahun 2017, Indonesia takluk 1-0 dari tuan rumah Thailand dalam Piala AFF U-16 2017. Setahun kemudian, giliran tuan rumah Thailand yang takluk dari Indonesia 1-0 dalam ajang Kualifikasi Piala AFC 2018 Malaysia. Bagaimana tidak, keduanya sama-sama ingin menorehkan sejarah baru dalam ajang ini. Jika Thailand yang juara, maka ini menjadi gelar yang ke-4 kalinya. Sedangkan, bagi Indonesia adalah gelar untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.
Memulai dari babak penyisihan grup, kedua kesebelasan sama-sama meraih hasil positif. Indonesia menorehkan 5 kali menang secara beruntun, memasukkan 21 gol dan hanya kemasukkan 3 gol.
Thailand menuai hasil 3 kali menang dan 1 kali imbang, memasukkan 12 gol dan hanya kemasukkan 2 gol. Berlanjut di babak semifinal, baik Indonesia dan Thailand sama-sama meraih hasil kemenangan dengan skor 1-0 atas lawannya masing-masing. Thailand singkirkan Myanmar dan Indonesia hempaskan Malaysia.
Faktor yang menyebabkan mereka menang dengan skor tipis adalah karena persaingan yang sangat ketat dan adu kecerdasan dalam strategi. Thailand yang awalnya diunggulkan secara permainan namun dibuat daya gedor oleh serangan-serangan Myanmar. Sejujurnya, secara keseluruhan Myanmar unggul segala-galanya namun faktor luck dan mental yang membuat Thailand mampu mengatasi lawannya.
Bagi Indonesia, mereka bermain dengan sangat spartan dan penuh spirit didukung oleh para suporter yang turut menyemarakkan di stadion Gelora Delta Sidoarjo. Sempat kewalahan meladeni perlawanan Malaysia, namun Garuda Asia mampu mengatasi itu dengan sangat baik.
Hampir 80 menit berjalan, lini tengah lawan tak berkutik dan hilang akal situasi membuat kreasi serangan yang membuat lini tengah anak-anak U-16 Indonesia itu mampu meredam dan membaca permainan lawan terutama satu pemain yang bernama Brylian Aldama. Pemain bernomor punggung 18 dan berasal dari klub Akademi Chelsea Soccer Club itu berkali-kali mengintersep lawan hingga kurang lebih 10 kali.
Final sudah di depan mata malam nanti, pelatih Fakhri Husaini meyakini bahwa anak-anak asuhnya sudah sangat siap untuk membawa Indonesia juara di stadion Gelora Delta Sidoarjo.
Dia mengatakan jangan terlalu meremehkan lawan karena baginya semua laga di turnamen ini layaknya Final. Yang terpenting, mereka harus mengutamakan chemistry dan lupakan keegoisan masing-masing pemain. Karena suksesnya sebuah tim bukan berasal dari individu tetapi dari kekompakan sebuah tim. Maka dari itu, pelatih berumur 53 tahun itu terus memberikan arahan tanpa henti dari pinggir lawan kapanpun ketika lawan menguasai bola.
Siapapun lawannya dia selalu siap. Tinggal bagaimana mereka mampu mengatasi rasa demam panggung dan gemuruhnya suporter yang diprediksi akan hadir sejumlah kurang lebih 24.000 penonton. Bukti cinta sepak bola dari seluruh rakyat Indonesia terasa bergeming bagi mereka.