Lihat ke Halaman Asli

Surat untuk Raffi Ahmad

Diperbarui: 16 Agustus 2015   13:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu siang kemarin, saya berniat untuk menghabiskan waktu di rumah. Selain karena kondisi tubuh masih kurang fit setelah perjalanan dinas (dan tentunya tidak ada wanita yang bisa diajak), hari itu juga beriringan dengan jadwal BWF World Championship yang telah memasuki babak semifinal. Dengan jiwa nasionalisme yang tinggi, saya memutuskan untuk mendukung dan menonton empat wakil Indonesia yang bertanding di semifinal (melalui TV tentunya).

Partai pertama bagi wakil Indonesia mempertandingkan antara pasangan Tantowi Ahmad – Lilyana Natsir melawan pasangan dari Tiongkok yang saya lupa namanya. Geregetan juga nontonnya karena sempat unggul dan dominan, akhirnya pasangan kebanggaan Indonesia harus kalah dari pasangan Tiongkok. Partai kedua yang diwakilkan Mbak Lindaweny pun berakhir mengecewakan. Satu-satunya wakil tunggal Putri Indonesia dari babak 16 besar ini harus mengakui keunggulan Saina Nehwal.

Malam harinya, sambil menunggu partai Indonesia selanjutnya, saya iseng menggonta- ganti channel televisi dan kaget saat melihat wajah kang Raffi ahmad tegang menunggu kelahiran sang buah hati dengan judul “ Siaran exclusive kelahiran Nagita Slavina” di salah satu stasiun televisi. Di social media, khususnya di twitter banyak netizen yang nyinyir. Berikut ini salah satu kutipan dari netizen :

“Masya Allah, ternyata gak guyon, lahiran anak Raffi – Gigi dibikin live. Negara Dagelan”.

Atau simak tweet dari netizen yang berucap “Siaran kelahiran anak Raffi –Gigi meyakinkah gue kalo siaran televisi lokal tuh ga ada yang mutu”.

Melihat banyaknya netizen yang seperti menyerang Raffi ahmad, saya memutuskan untuk mengirimkan surat untuk Raffi Ahmad. Begini isi surat terbuka untuk Raffi Ahmad :

Dear kang Raffi,

Seiring dengan semakin banyaknya orang yang menghujat kang Raffi terkait seringnya kegiatan kang Raffi yang ditayangkan di televisi,Jangan dengerin atuh kata mereka. Mereka itu Cuma iri, jadi bisanya Cuma nyinyir aja.

Ada yang menyatakan bahwa seharusnya televisi itu menayangkan tayangan yang mendidik. Itu kan salahnya pemilik stasiunnya kang, masa iya kang Raffi yang disalahin. Halah, itu anaknya presiden, yang Cuma tukang ketring, pernikahannya disiarin di banyak stasiun televisi juga tuh. Itu kan standar ganda namanya. Kalau anak presiden nikahan terus disiarin televisi ga apa-apa. Kalau Teh Gigi ngelahirin terus dinyinyirin. Yang sabar kang, mereka cuma haters.

Hidup Kang Raffi dan Teh Gigi terbilang istimewa dibanding rakyat Indonesia pada umumnya. Dari proses lamaran, menikah, ngunduh mantu, tujuh bulanan, hingga terakhir kemarin Teh Gigi melahirkan semuanya disiarkan televisi. Bahkan Acara akad nikah diselenggerakan di Ritz Carlton dan proses resepsi di Bali dengan tamu undangan ribuan. Bayangkan aja yah kang, pernikahan Mark Zuckerberg aja hanya dilangsungkan di halaman belakang rumah. Tamu yang diundang pun tidak lebih dari seratus orang. Kang Raffi pasti tau kan Mark Zuckerberg ? itu loh salah satu pendiri Facebook yang juga merupakan salah satu orang terkaya di dunia. Huh apa itu jangan samain lah pernikahan Mark dengan kakanda Raffi, beda jauuh. Atau pernikahan mantan anak presiden Iran Mahmud Ahmedinejad yang hanya menghabiskan biaya 35 juta rupiah. Ya Tuhan, masa iya anak seorang presiden ga bisa menggelar pernikahan mewah. Malu atuh sama kang Raffi. Terakhir acara pernikahan anak presiden Jokowi yang dilangsungkan di Solo. Masa iya kang tamu undangannya diantar menggunakan becak. Ya jangan samain lah dengan pernikahan kang Raffi yang dianter dengan Ferrari.

Balik lagi kang ke acara kelahiran teh Gigi. Saya sedikit kecewa kang karena siaran langsung Cuma berlangsung 90 menit. Harusnya siaran langsungnya seharian penuh atau minimal ya 6 jam. Ini pasti ulah para haters deh kang yang melaporkan ke KPI. Sekali lagi ya kang saya tegasin, mereka itu Cuma iri kang. Tapi tenang aja kang, pendukung kang Raffi banyak kok. Oh iya kang saran aja nih, syukuran kelahiran dede bayi sebaiknya dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2015 aja kang. Tentunya disiarkan secara langsung kang. Soalnya tiap tahunnya kalo tanggal 17 Agustus ya gitu-gitu aja kang. Pasti yang disiarin upacara di Istana negara. Nah kan istimewa tuh kalo acara syukuran dede bayi menggantikan siaran langsung acara upacara 17 Agustus. Jangan takut sama haters kang, karena hidup dimanapun pasti ada aja orang yang ga suka dengan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline