Lihat ke Halaman Asli

Ranah 3 Warna: Kisah Penuh Potensi yang Terjebak dalam Lika-liku Karakter Sendiri

Diperbarui: 22 Juli 2022   03:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Official poster Ranah 3 Warna/MNC Pictures

Sebagai sebuah sequel dari salah satu film tersukses ditanah air tentu banyak harapan yang di idamkan dari film Ranah 3 Warna. Guntur Soeharjanto sendiri sebagai seorang sutradara handal mungkin juga merasakan hal ini sebagai tantangan dan berusaha memenuhi ekspektasi tersebut namun sayang cerita yang disajikan terasa tidaklah sesedap seperti pendahulunya.

Alif (Arbani Yasiz) yang kini telah beranjak dewasa meneruskan impiannya untuk berkuliah di perguruan tinggi, setelah sukses melalui ujian kesetaraan dirinya masuk sebagai mahasiswa UNPAD dan tinggal bersama teman sekaligus rivalnya Randai (Teuku Rassya). 

Dalam perantauanya takdir mempertemukan ia dengan Raisa (Amanda Raules) yang menjadi tambatan hati namun tak pernah bisa disampaikan.

Dalam perjalanan hidup kampus ia pun menjadi salah satu penulis ternama dari jurnal kampusnya, bahkan sampai ke tingkat daerah, namun halang rintang lain yang muncul seperti kematian ayahnya, lalu dirinya yang berusaha mencari nafkah namun berakhir menjadi korban perampokan, dan peristiwa di Jordan yang nyaris merenggut nyawa pun mewarnai sepak terjangnya.

Sebenarnya film ini dari awal sampai akhir bisa dikatakan memiliki alur yang sama persis dengan pendahulunya. Dalam film Negeri 5 Menara terdapat sebuah alur sederhana, diawali dengan penolakan dari Alif, lalu masa penyesuaian Alif di pesantren, masa bimbangnya, dan lalu potret masa sukses dimasa depan. 

Ranah 3 Warna pun juga menunjukkan alur yang serupa dengan versi mahasiswanya, hanya saja kini ditambahkan adanya bumbu kisah cinta disana sini film.

Namun sayang, dirasa memang ada penurunan kualitas cerita bila dibandingkan film pertamanya itu. Kasus ini disebabkan karena pembagian scene untuk karakter, dalam film Negeri 5 Menara walaupun Alif digambarkan sebagai sang sosok karakter utama namun keberadaan teman-temannya bisa dibilang memiliki bobot yang senilai dengan dirinya. Seakan mereka bersamalah roda penggerak cerita, jika ada yang hilang tanpa sebab maka rusak sudah keseluruhan film itu.

Sementara dalam Ranah 3 Warna sendiri karakternya benar-benar fokus hanya kepada  Alif seorang, tema pertemanan dalam prequelnya tidak benar-benar hilang namun bukanlah salah satu point utama lagi dan fokus sekali pada drama kehidupan Alif yang seakan tampak memiliki hidup yang benar-benar dramatis. 

Pemberian “gang Uno” sebagai teman dekatnya di kampus pun terasa menjadi kiasan pelengkap, bahkan hanya Rusdi (Raim Laode) saja sampai akhir tampak memiliki peran yang cukup signifikan.

Hal inilah membuat tiap masalah yang terjadi pun secara mau tak mau harus diselesaikan oleh Alif dan menyebabkan munculnya siklus monoton dalam cerita yaitu “Alif mendapat inspirasi, Alif mendapat sukses, musibah menimpa Alif, Alif menjadi brengsek, alif pun tobat” dan formula ini terus diulang dalam tiap babak film.

Hal ini menjadikan pertumbuhan karakter Alif itu sendiri tidak linear dari awal hingga akhir film. Dalam film ini Alif digambarkan sebagai pemuda yang ramah nan serius namun selalu banyak pikiran. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline