Lihat ke Halaman Asli

Abioyiq

Pegendara Masa

Mendekam Dalam Diam

Diperbarui: 1 Oktober 2019   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejak malam engkau bermusuhan dengan harapan
Tanpa sanggup menyapanya meski sejenak
Sibuk membalas sikap acuhmu nan bermunculan
Dari tanah lembab penyubur syak wasangka yang tengah merebak

Dengusmu kini menderu dan mengulang
Diamini tangismu yang perlahan mengering
Menyadari asamu kian menghilang
Menghadirkan lelahmu yang kini berteriak nyaring

Sebuah surat engkau terbang layangkan
Dipenuhi diksi para pujangga yang menyerah
Menyemai tunas kalimat tentang berpamitan
Menyiramnya dengan kata-kata pisah

Permohonan izin mendekam dalam diam
Merapal mantra mutawatir dari Tuhan
Meredakan gejolak syahwat yang dibingkai harapan
Menyambut ketenangan dari semesta alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline