Lihat ke Halaman Asli

Abioyiq

Pegendara Masa

Kisruh Lengan dan Jemari

Diperbarui: 22 Maret 2018   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jemariku merengek mengiba setengah memaksa
Meminta lenganku mengalah sekali ini saja
Dari egoisme kikir otot-otot kekar
Menghalanginya dari meraih telepon pintar

Lagi ia membujuk setengah merajuk
sambil bertanya adakah rugi padamu
Ia hanya  hendak menulis sebuah tajuk
Tentang rindu yang tak jemu-jemu

Berhentilah bersikap munafik ia menghardik
Ia paham dan sangat paham aku menginginkannya
Berhentilah menjadi pengecut ia mendelik
Bagai tak sudi melihat acuh  tuannya

Sudahi saja skenario majikan lemah ini
Adakah kesalahan pada naluri alami
Adakah kesalahan pada jumpa nirkabel ini
Ah sudahlah, sekedar menjawabnya saja tak sanggup lagi

Aku telah memutuskan untuk berhenti
Membiarkan dia berkelana, bertumbuh sendiri
Menyembuhkan segenap luka hati
Merelakannya pergi agar kembali bersinar lagi

Biarkan aku di sini menasihati jemari
Menahan lisan dari bertanya tentang kabarmu
Melarang otot lengan meraih telepon pintar itu
Dan ku lerai seiring waktu kisruh lengan dan jemari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline