Jemariku merengek mengiba setengah memaksa
Meminta lenganku mengalah sekali ini saja
Dari egoisme kikir otot-otot kekar
Menghalanginya dari meraih telepon pintar
Lagi ia membujuk setengah merajuk
sambil bertanya adakah rugi padamu
Ia hanya hendak menulis sebuah tajuk
Tentang rindu yang tak jemu-jemu
Berhentilah bersikap munafik ia menghardik
Ia paham dan sangat paham aku menginginkannya
Berhentilah menjadi pengecut ia mendelik
Bagai tak sudi melihat acuh tuannya
Sudahi saja skenario majikan lemah ini
Adakah kesalahan pada naluri alami
Adakah kesalahan pada jumpa nirkabel ini
Ah sudahlah, sekedar menjawabnya saja tak sanggup lagi
Aku telah memutuskan untuk berhenti
Membiarkan dia berkelana, bertumbuh sendiri
Menyembuhkan segenap luka hati
Merelakannya pergi agar kembali bersinar lagi
Biarkan aku di sini menasihati jemari
Menahan lisan dari bertanya tentang kabarmu
Melarang otot lengan meraih telepon pintar itu
Dan ku lerai seiring waktu kisruh lengan dan jemari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H