Lihat ke Halaman Asli

Adaptasi Baru bagi Pelajar di Masa Pandemi

Diperbarui: 24 Januari 2022   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada saat  Corona Virus Disease atau yang lebih dikenal dengan Covid -19 pertama kali menjangkit masyarakat yang ada di indonesia, dimana tercatat Pemerintah membuat pengumuman secara resmi pada tanggal 2 maret 2020 menjadi awal mula kasus Covid-19 pertama di Indonesia. 

Sejak saat itulah pembaharuan terhadap semua kebijakan pemerintah mulai dirubah dan dibuat untuk meminimalisir terjadinya penyebaran Virus Covid-19 yang lebih meluas. Aturan baru dalam menjalankan kehidupan bersosial mulai dibuat dan diterapkan. Hukuman penertiban dibuat sedemikian rupa agar semua aturan yang telah dibuat tidak menjadi sia-sia, Mulai dari hukuman social hingga pidana. 

Jaga jarak hingga penggunaan masker menjadi hal yang wajib dan baru bagi masyarakat. Tidak hanya pada ranah social, kini imbas covid-19 juga terasa pada Pendidikan yang ada di Indonesia. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, telah mengeluarkan Surat Edaran No. 4 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) dimulai pada 24 Maret 2020.

Keluar nya aturan tersebut menjadikan Pelaksaan sistem pembelajaran mengalami perubahan, pelajarang jarak jauh atau yang lebih dikenal saat ini dengan during menjadi langkah awal dalam penyelamatan Pendidikan Indonesia akibat imbas dari covid-19. Teknologi yang canggih memudahkan pembelajaran tidak dilaksanakan dengan tatap muka. 

Akan tetapi Pelajaran during akhirnya menjadi jalan keluar dengan segudang kekurangan, banyak dari peserta didik dan juga tenaga pengajar yang mengeluhkan sulit nya pelajaran dengan menggunakan Sistem during. 

Dimana tenaga pengajar harus memahami system dari aplikasi yang digunakan, tidak sampai disitu tenaga pengajar harus bisa menyesuaikan kurikulum yang ada dengan gaya pembelajaran yang sudah berbeda. Tidak hanya pada tenaga pengajar, pelajar juga memiliki segudang keluhan terhadap jalanya pembelajaran dengan system during. 

Pelajar mengeluhkan pembelajaran during memiliki banyak kesulitan, mulai dari memahami aplikasi yang digunakan, banykanya tugas yang diberikan, tidak pahamnya pelajar dengan pembelajaran during, pelajar yang tidur ketika belajar, hingga banyaknya pelajar yang kehilangan keinginan untuk melanjutkan sekolahnya. 

Ekonomi juga menjadi salah satu alasan bagi pelajar untuk putus sekolah, banyak mereka yang berhenti sekolah untuk membantu orang tua nya, dikarenakan banyaknya para pekerja yang di berhentikan dari pekerjaanya. dan juga para pedagang kecil yang tidak bisa berjualan karena adanya aturan pembatasan social bersekala besar dan juga lockdown. 

Pendidikan yang sebenarnya adalah dimana adanya interaksi langsung antara pelajar dan guru, beralih menjadi pembelajaran dengan interaksi tidak langsung. Hal ini sangat berpengaruh terhadap masa adaptasi bagi tenaga pengajar dan pelajar terhadap mekanisme dari Sistem pembelajaran yang baru. 

Setelah berjalanya pembelajaran secara daring, pemerintah melihat penurunan kualitas pendidikan yang ada diindonesia. sehingganya pemerintah mengambil tindakan tegas dalam hal ini, mengembalikan pembelajaran yang mulanya berjalan secara daring kembali kepada tatap muka. Akan tetapi pemberian izin pembelajaran secara tatap muka tidak terlepas dari aturan pemerintah tentang kehidupan selama pandemic. 

Dimana setiap instansi Pendidikan yang akan melaksanakan pembelajaran harus mematuhi protocol kesehatan. Tidak hanya instansi yang harus kembali beradaptasi terhadap kebijakan ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline