Lihat ke Halaman Asli

Jenggot, Antara Sehat dan Sunnah

Diperbarui: 26 Agustus 2018   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

"Jenggot" sebuah kata yang tidak sedikit orang beranggapan negatif bahkan langsung menuduh bahwa jenggot itu identik dengan pelaku terorisme, karena kebetulan pelaku terorisme itu hampir semuanya memelihara jenggot. Namun apakah betul bahwa jenggot itu identik dengan pelaku teroris ataukah betul bahwa jenggot itu identik dengan pemahaman islam yang sesat ? Bukankah Rasulullah juga berjenggot ? Apakah dengan demikian menganggap Rasulullah itu teroris ? Tidak ! Sekali-kali tidak tentang pola pikir yang salah atau gagal paham didalam memandang jenggot tersebut.

Wahai Anda warga Muhammadiyah ! Bukankah pendiri kalian K.H. Ahmad Dahlan itu memelihara jenggot ? Wahai Anda Warga Nahdlatul Ulama ! Bukankah pendiri kalian Hadhratus Syaikh K.H. Hasyim Asy'ari itu berjenggot ? Maka alangkah dangkalnya pemahaman yang menganggap jenggot itu sesuatu hal yang salah bahkan dikait-kaitkan dengan Terorisme.

Lihatlah selain sama-sama keturunan Sunan Giri Rahimahullah, persamaan lain antara KH. Ahmad Dahlan rahimahullah (Pendiri Muhammadiyah) dan KH. Hasyim Asy'ari rahimahullah (Pendiri NU) yaitu sama-sama memelihara jenggot.Bahkan bukan itu saja, pahlawan nasional kita pun banyak sekali yang memelihara jenggotnya seperti Tuanku Imam Bonjol, H. Agus Salim,HAMKA dan lain sebagainya.

Jangan phobia terhadap jenggot hanya karena melihat di media ada pelaku melakukan kesalahan dan dia berjenggot. Ketika ada orang berjenggot lalu melakukan kesalahan, jangan lihat jenggotnya, tapi pribadi orang tersebut. Wah berjenggot juga percuma, tetap aja korupsi, berjenggot tapi kok main wadon ( wanita ) ? atau pertanyaan-pertanyaan lain yanga ada di pikiran orang. Perkara tersebut jangan dikait-kaitkan dengan Syariat. Nanti lambat laun muncul pemikiran. Lah koq sholatnya rajin tapi maling (maling duit rakyat), wah sholatnya rajin kok kena grebek di hotel bersama wanita lain. Itu bukan salah sholatnya. Apakah dengan demikian akan ada pemikiran. Lah percuma sholat tapi banyak juga yang korupsi, mending saya tidak usah sholat saja. Jadi sekali lagi jangan lihat orangnya yang mengamalkan ajaran Islam tersebut tapi lihatlah Ajaran Islam itu sendiri yaitu Islam yang sempurna.

Sunnah berjenggot

Rasulullah adalah Suri Tauladan yang baik seperti tersurat dalam Al qur'an Al Ahzab ayat 21 yang artinya : "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu...
Maka tidak salah ketika ada seseorang yang berusaha mencontoh beliau, baik dari segi berpakaian termasuk juga dari kebiasaan beliau yang memelihara jenggot.

Jenggot (lihyah) adalah rambut yang tumbuh pada kedua pipi dan dagu. Jadi, semua rambut yang tumbuh pada dagu, di bawah dua tulang rahang bawah, pipi, dan sisi-sisi pipi disebut lihyah (jenggot) kecuali kumis. (Lihat Minal Hadin Nabawi I'faul Liha, 'Abdullah bin Abdul Hamid hal. 17)

Dari Anas bin Malik --pembantu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam- mengatakan,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bukanlah laki-laki yang berperawakan terlalu tinggi dan tidak juga pendek. Kulitnya tidaklah putih sekali dan tidak juga coklat. Rambutnya tidak keriting dan tidak lurus. Allah mengutus beliau sebagai Rasul di saat beliau berumur 40 tahun, lalu tinggal di Makkah selama 10 tahun. Kemudian tinggal di Madinah selama 10 tahun pula, lalu wafat di penghujung tahun enam puluhan. Di kepala serta jenggotnya hanya terdapat 20 helai rambut yang sudah putih." (Lihat Mukhtashor Syama'il Al Muhammadiyyah, hal. 13, hadits ini shohih)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam riwayat di atas dengan sangat jelas terlihat memiliki jenggot. Lalu pantaskah orang berjenggot dicela?!

Hadits pertama,
dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Potong pendeklah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot." (HR. Muslim no. 623)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline