Lihat ke Halaman Asli

WAHID HASIM

Baca dan baca lalu tulislah

Buta Politik, Potensi Hancurkan Bangsa

Diperbarui: 24 Agustus 2024   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Buta terburuk adalah Buta Politik, orang yang buta politik tak sadar bahwa biaya hidup, harga makanan, harga rumah, harga obat, semuanya bergantung keputusan politik. Dia membanggakan sikap anti politiknya, membusungkan dada dan berkoar " Aku benci politik".

Sungguh bodoh dia yang tidak mengetahui bahwa karena dia tak mau tau politik akibatnya adalah pelacuran, anak terlantar, perampokan, dan yang terburuk korupsi dan perusahaan multinasional yang menguras kekayaan negeri" (Bertolt Brecht - Penyair Jerman) 

Senada dengan itu 15 abad yang lampau, Rasul dalam hadisnya telah menegaskan " Barangsiapa yang tidak memperhatikan urusan orang muslim, maka dia bukan termasuk golongan mereka (muslim) ". Selaras dengan itu dalam kitab Nashoihul 'ibad juga disinggung "Akan datang suatu masa kepada umatku, dimana mereka meninggalkan para ulama dan fuqaha, maka Allah akan menurunkan tiga macam adzab-Nya kepada mereka. Pertama, dicabutnya berkah dari segala usahanya, kedua, dijadikan-Nya penguasa dzalim kepada mereka dan yang ketiga, mereka mati tanpa membawa iman'

Politik praktis adalah suatu fenomena dalam dunia politik dimana berbagai niat, motif, kepentingan, dan tekad bersama-sama hadir dan saling berbenturan untuk memperebutkan kekuasaan. Pada tingkat yang lebih konkret, kekuasaan yang menjadi sasaran dalam politik praktis dapat berupa jabatan, kedudukan, atau posisi tertentu. Namun, secara implisit, yang sebenarnya diperebutkan adalah otoritas dan wewenang untuk membuat keputusan-keputusan yang mempengaruhi masyarakat secara umum

Orang yang buta politik  apatis terhadap urusan politik, abai terhadap urusan sesama secara makro. Tidak tahu urusan biaya pendidikan mahal, harga sembako meroket, kebebasan, demokrasi dibatasi, kekayaan sumber daya alam dikuras, tidak tahu siapa calon pemimpinnya, tak hiraukan siapa calon wakil rakyatnya - yang utama baginya kepentingan pragmatisnya terpenuhi. Sejatinya orang yang buta politik itu sangat berpotensi mengantarkan bangsa ini menuju kehancuran. 

Sebagai orang beragama kita menyadari bahwa tuntunan untuk memilih calon pemimpin telah digariskan dalam agama. Dalam Islam syarat _ syarat pemimpin telah ditentukan dan telah disampaikan oleh para 'ulama. Umat Islam wajib menjadikan syariat Islam sebagai pedoman untuk memilih para calon pemimpin yang akan memimpin dan mengurusi urusan kekuasaan. 

Bila setiap muslim mau taat dan patuh pada seruan 'ulama, yang mengajak kepada pemeluknya untuk memilih pemimpin dengan kriteria yang telah dijelaskan baik dalam qur'an maupun hadis, maka akan hadir pemimpin - pemimpin yang adil dan amanah. Kebenaran akan ditegakan bagi siapapun, baik kawan maupun lawan politiknya. Hukum akan diberlakukan kepada siapa saja yang melanggar nya - tidak tajam kebawah dan tumpul ke atas. Siapa saja yang berniat "menyunat" dana rakyat, membuat proyek "fiksi" demi untuk kepentingan diri dan kongsinya - dipastikan akan berpikir berulang kali. 

Amanat yang dimandatkan oleh sekian juta suara rakyat akan selalu diingat, kelak di "Pengadilan akhirat" akan dipertanggung jawabkannya. Karena itu pemimpin yang dihadirkan oleh para konstituen yang melek politik akan membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. 

Pendidikan akan terus ditingkatkan kualitasnya dan kuantitasnya. Bahan pokok makanan yang jadi kebutuhan utama mayarakat akan ditekan harganya supaya masyarakat tidak menjerit karena melambung tinggi harganya. 

Sebagai manusia  yang bertanggung jawab di hadapan sesama dan Tuhan, Allah SWT yang Maha Kuasa, mengharuskan kita untuk "melek politik". Pilihan politik kita labuhkan kepada pemimpin yang kriterianya  telah ditunjukan oleh para 'ulama, sehingga mengorbitkan pemimpin yang ideal. Pemimpin yang ideal inilah yang akan membawa banyak kemaslahatan bagi rakyatnyaa. 

Inilah - kenapa kita tidak boleh " Buta Politik ", Pemimpin yang hadir sekarang - KKN yang hampir mentradisi, ketidak adilan, kesewenang-wenangan penguasa, biaya pendidikan, kesehatan yang tinggi, harga sembako yang meroket dan masih banyak aspek kehidupan yang meruhikan rakyat - tidak lepas dari rasa bangga kita yang "Buta Politik". Kita harus semakin cerdas dan proaktif berpartisipasi dalam pendidikan politik rakyat secara masif dan independen agar rakyat ini bisa dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang amanah. Amiiin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline