Lihat ke Halaman Asli

WAHID HASIM

Baca dan baca lalu tulislah

Resep Hidup Bahagia (2)

Diperbarui: 21 Juli 2022   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Resep Hidup Bahagia (2)"

Kebahagiaan merupakan tema yang selalu dijadikan bahan pembicaraan orang, bagaimana sebenarnya dan  apa saja  yang harus ditempuh untuk mendapatkannya. Bisa  dikatakan seribu pandangan dan pendapat tentangnya akan bermunculan. 

Term kebahagian  ini semakin terasa diperlukan oleh manusia pada dunia modern sekarang ini. Karena sebagian orang menduga bahwa dengan mudahnya fasilitas hidup akibat kemajuan teknologi modern sekarang ini, manusia akan meraih gerbang kebahagiaan hidup dengan sempurna. Tetapi anggapan itu ternyata jauh dari kebenaran, bahkan penyakit gangguan kejiwaan akibat implikasi dunia modern semakin banyak.

Setiap manusia menginginkan kebahagiaan. Makna kebahagiaan tiap manusia berbeda-beda tergantung dari tujuan hidup masing-masing, sehingga menyebabkan tingkat kebahagiaan manusia tidak mudah diukur dan berubah-ubah, bersifat subyektif. 

Agar makna kebahagiaan bisa terukur, maka harus ada barometer sebagai pedoman untuk menjawab pertanyaan tersebut, sehingga makna kebahagiaan menjadi objektif. Al Qur'an adalah pedoman barometer yang akurat untuk mengukur kebahagiaan seseorang.

Mengutip pendapat  M. Iqbal Irham dalam bukunya "panduan meraih kebahagiaan. Menurut Al-Quran" ada empat cara untuk bisa meraih kebahagiaan, yaitu :

Pertama, ridha,dalam al Qur'an Allah SWT. Berfirman yang artinya :"inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai,mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. 

Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada-Nya, itulah kemenangan yang agung".(QS. Al-Maidah:119). Ridha dapat menentramkan jiwa manusia dan memasukkan faktor kebahagiaan dan  kelembutan di dalam jiwa. 

Seorang manusia yang ridha dan menerima apa yang dipilihkan Allah untuknya, pasti mengetahui bahwa pilihan Allah adalah sesuatu yang terbaik baginya dalam segala situasi dan kondisi. Keridhaan ini akan meringankan seluruh beban hidupnya, sehingga manusia akan merasa jauh lebih tenang dan tenteram. 

Dengan demikian rasa gundah, capek dan galau akan hilang dari dirinya, kegundahan, kegalauan, dan keletihan yang dirasakan oleh manusia, sesungguhnya sangat tergantung pada sejauh mana tingkat penentangannya terhadap takdir dan kecenderungannya dalam menghdapi hawa nafsu. Siapa yang ridha pada takdir, pastiakan merasakan ketenangan dan ketentraman.

Kedua,Tawadhu'Rendah hati secara bahasa berasal dari kata Khafidhah yang berarti memudahkan urusan (orang lain) atau memberikan kemudahan bagi orang lain. Ia juga bermakna'turun' karena turun berarti menuju tempat yang lebih rendah dari sebelumnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline