Lantaran adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), UNY terpaksa melangsungkan prosesi upacara Dies Natalis ke-56 secara virtual.
Adapun prosesi upacara disiarkan melalui kanal Youtube: UNY Official. Kendati di rumah masing-masing, publik masih dapat menyaksikan upacara tahunan tiap 21 Mei tersebut.
Prosesi dihelat di Ruang Sidang Utama Gedung Rektorat UNY. Adapun konsep acara tetap menjalankan protol kesehatan physical distancing dan menggunakan masker.
Pada pidato sambutan Rektor UNY Sutrisna Wibawa, wacana UNY untuk melaksanakan program Merdeka Belajar bakal segera direalisasikan.
"Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang telah dicanangkan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan tinggi; misalnya menuntut UNY untuk merencanakan dan mengimplementasikan program-program inovatif. UNY telah merintis di antaranya peningkatan kerja sama dengan mitra industri untuk memfasilitasi mahasiswa. (Hal tersebut) agar dapat memperkuat pengetahuan dan keterampilan dengan cara magang industri ataupun magang di lembaga-lembaga pendidikan," tutur rektor yang hobi berselancar pada Instagram dan Twitter tersebut.
Hal tersebut sesegera mungkin diwujudkan lantaran komitmen UNY menjadi World Class University (WCU).
Di samping itu, visi "UNY Unggul pada 2025" nampaknya bukan isapan jempol belaka. Berbagai kebijakan dan strategi diluncurkan kampus untuk mendukung kesiapan UNY menjadi universitas bertaraf internasional.
Rupanya, jauh hari sebelum prosesi Dies Natalis ke-56, rektor telah memaklumatkan Surat Edaran (SE) No. 5 Tahun 2020. SE tersebut berisi tentang Kurikulum "Merdeka Belajar-Kampus Merdeka" Program Sarjana dan Sarjana Terapan.
Di dalamnya telah diatur secara sistematis mekanisme pembelajaran selama masa penerapan kebijakan.
Di lain pihak, gagasan Kampus Merdeka yang sebelumnya diusung Mendikbud Nadiem Makarim menuai banyak pro kontra. Kontroversi gagasan ini dinilai cenderung menggiring mahasiswa untuk menjadi "buruh".
Di samping itu, metode magang oleh Mendikbud sama sekali tidak mencamtumkan besaran upah bagi mahasiswa pekerja magang. Hal ini menimbulkan polemik di kalangan mahasiswa bahwa pemerintah berusaha mencetak "buruh gratis" bagi para anak perusahaannya.