Lihat ke Halaman Asli

Jam Karet Cap Indonesia Raya

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1325673389646056413

[caption id="attachment_153263" align="alignleft" width="300" caption="Jam Karet Cap Indonesia Raya"][/caption] Rasanya stigma jam karet sudah lekat erat dengan orang Indonesia Raya. Budaya jam karet alias waktu yang moloooorrrr sudah menjadi hal lumrah dan dipermaklumi secara nasional. Bahkan orang luar pun juga tahu kalau orang Indonesia Raya suka mengolooor-oloooorrrrr waktu. Misalkan saja ada undangan, tertulis di suratnya, mulai jam 15:30 teng. Hampir pasti bisa diprediksikan kalau mulainya sekitar satu jam setelahnya, atau bahkan bisa lebih lama lagi. Bagaimana bisa dimulai 'on time' kalau pesertanya saja baru mulai bermunculan setelah jarum jam panjang menunjuk angka 11 dan jarum pendek menunjuk angka 3. Munculnya juga satu-satu dengan selang waktu 10an menit. Ampyuuuunnn deh....!!!! Entah memang karena ada halangan, hambatan, atau memang sengaja 'nelat' yang membuat orang Indonesia Raya tidak bisa 'on time'. Rata-rata dalam benak mereka terbersit pikiran 'ah...pasti mulainya juga telat'. Jadi jauh dalam pikiran bawah sadar telah terjadi kesepakatan untuk menelatkan diri secara berjama'ah. Luar biasanya jam karet ini telah merasuki hampir di semua aspek kehidupan orang Indonesia Raya. Mulai dari hal yang kecil sampai hal yang besar; mulai dari janjian personal sampai janjian nasional; mulai dari acara tingkat RT sampai acara tingkat ningrat; hampir semuanya 'molor'. Rasanya belum pernah saya menghadiri acara RT yang 'on time'. Bahkan acara di tingkat eeselon 1 dan kementrian pun yang pernah saya ikuti juga molor-loor. Memang tidak semua orang Indonesia seperti itu, ada beberapa orang yang memang menghargai waktu. Pembimbing saya hampir semuanya menghargai waktu, Prof. Rubiyanto, Prof. Iswandi Anas, dan Dr. Didiek H. Goenadi selalu berusaha 'on time'. Saya sering dimarahi kalau janjian tidak tepat waktu. Ada beberapa temen lain yang juga seperti itu. Ini beda jauh dengan orang-orang luar negeri yang sangat menghargai waktu. Seperti di negerinya Uncle Sam, sebagian besar negeri Eropa, atau Jepang. Bagi mereka 'on time' adalah harga mati. Saya pernah presentasi yang kebetulan moderatornya profesor dari Jerman. Sebelum mulai presentasi beliau berbisik padaku; 'Ingat waktumu 15 menit presentasi, kalau lebih aku matikan mic-nya', ancamnya.  Mungkin dia sadar saya orang Indonesia yang biasanya suka ngoloor-ngolor waktu. (Nasip-nasip jadi orang Indonesia Raya) Ketika saya berkesempatan belajar di Chalmers University of Technology, Göteborg Swedia. Saya semakin mengerti kalau orang-orang Eropa umumnya sangat menghargai waktu. Kuliah jadwal jam 8, ya mulai jam 8 teng. Mahasiswa dan dosennya sudah siap sebelum jam 8. Undangan rapat jam 9 pagi ya mulai jam 9, peserta rapat sudah siap sebelum jam 9. Acara-acara yang lain pun juga hampir selalu 'on time'. Apalagi kalau janjian dengan profesor, dokter, atau orang lain, mesti 'on time'. Seandainya mereka akan terlambat karena sesuatu hal, mereka akan memberitahu, sehingga orang diajak janjian pun bisa mengerti untuk menunggu. Sudah begitu pun mereka minta maaf karena terlambat. Banyak juga temen - temen orang Indonesia yang tinggal di Göteborg. Karena tinggal di negeri orang yang menghargai waktu, temen-temen pun selalu 'on time' kalau janjian dengan orang Swedia. Sepertinya jam karet cap Indonesia tidak dikenakan lagi. (Disimpan di kolong kali...). Akan tetapi, bilamana di dalam acara atau pun undangan yang sebagian besar pesertanya orang Indonesia Raya - aneh bin ajaib - sepertinya mereka kompak mengenakan jam karet cap Indonesia Raya lagi. Seperti ada kontak batin untuk sepakat mengolor waktu; kembali lagi seperti di Indonesia. Telat & molor jadi lumrah bin biasa, dan semua mempermaklumkannya. Saya nggak habis pikir; kok bisa ya...????!!!! Memang luar biasa banget nih yang namanya Jam Karet Cap Indonesia Raya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline