Lihat ke Halaman Asli

Pengakuan Kompasianer

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pengakua pertama.

nyaman  menulis di kompasiana denga intrik dan sistem agar kita bisa menjadi salah satu penulis yang diakaui ( diluar isi dan kemampuan menulis ). dengan mengunakan sistem itu maka penulis akan merasa betah dan salah satu kehilangan inti dari menulis adalah mengobrol dalam kolom koment. inti dari menulis di kesampingkan, walau kadang tidak dipungkiri menulis hanya sebuah kebutuhan yang biasa yang hanya untuk iseng-iseng di baca sukur atau tidak. dan selebihnya hanya untuk ngobrol lewat kolom koment.

Pengakuan kedua.

menjadi suatu objek metode pasar apakah tulisan layak untuk di jual atau di berikan ke penerbit, atau sukur-sukur ada penerbit yang tertarik untuk menerbitkan tulisan-tulisan kita untuk di jadikan buku atau cerpen bahkan kumpulam prosa.

pengakuan ketiga

untuk mencari teman, kalau tidak di koment atau mengomen maka seolah tidak fair dan tidak afdol. dan bila tidak komen balasan maka akan bilang.

"YE, udah di koment di diemin saja." selanjutnya diam setelah diam pergi dan tidak mau sedikitpun menegur, kalaupun  ada cuma basa-basi."

"Kalau gak koment perlahan orang tidak mau mampir ke tulisan kamu."

Kompasiana adalah sebuah Blog.

dan dalam dunia bog itu adalah hal yang wajar berkoment atau tidak koment sama sekali. membaca atau cuma sepintas itu fungis sesungguhnya. lalu tiba-tiba berkembang menjadi komunitas blog yang sangat besar. namun terkadang menulis jadi tidak penting tapi mementingak sebuah ego,debat untuk saling memunculkan pedapat. dan akibatnya nilai menulis hilang sama sekali dan bisa di jumapi di kolom koment.

Jogjakarta pas siang




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline