Magelang adalah salah satu nama Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Secara khusus saya memiliki darah keturunan Magelang yang berasal dari Kakek saya. Saat terakhir kali saya pergi mengunjungi Kabupaten Magelang saya tidak lupa mengunjungi salah satu ikon dari Kabupaten Magelang bahkan menjadi ikon dari Jawa Tengah yakni Candi Borobudur. Candi Borobudur adalah salah satu peninggalan yang berupa seni rupa. Walaupun Candi Borobudur adalah ikon dari Kabupaten Magelang, namun, Magelang memiliki sistem kesenian lain yaitu tarian Topeng Ireng.
Topeng Ireng adalah tarian yang muncul pada tahun 1950-an di Kabupaten Magelang. Tarian ini menampilkan kelompok penari dari kalangan pria dewasa, wanita, hingga anak-anak. Kelompok penari tampil menggunakan pakaian khusus yang disebut suluk yang terbuat dari bulu ayam warna-warni. Selain itu, wajah dari penari dirias sehingga mirip dengan topeng dan para penari juga menggunakan krincingan yang digunakan di kaki.
Kesenian Topeng Ireng biasanya ditampilkan dalam tiga babak dengan durasi kurang lebih 2 jam. Babak yang pertama adalah babak rodat atau tarian dayakan. Yang kedua, babak monolan yaitu babak dimana penari disertai dengan lawakan-lawakan dengan berbahasa Jawa. Dan yang terakhir adalah babak yang disebut babak kewanan dimana tarian diisi oleh para pemain berkostum hewan.
Kesenian Topeng Ireng tidak sempat saya dapati pada saat saya sedang berada di Magelang karena mungkin tarian Topeng Ireng tidak memiliki jadwal rutin pertunjukan. Topeng Ireng dan kesenian lainnya hanya saya dapati dari cerita Kakek dan Ibu saya, untuk menonton saya hanya dapat kesempatan melalui internet. Seharusnya tarian Topeng Ireng menjadi salah satu pertunjukan rutin agar mudah didapati seperti apa yang dilakukan tari Kecak yang ada di Bali. Karena, Candi Borobudur juga banyak memiliki pengunjung seperti di Bali, banyak turis-turis dalam negeri dan juga luar negeri.
Sangat disayangkan jika kesenian tari Topeng Ireng dan kesenian lainnya yang ada di Kabupaten Magelang tidak maksimal dalam pelestariaanya. Karena, dari faktor pendukungnya yakni Candi Borobudur sudah cukup mengundang banyak turis dari berbagai Kota dan Negara. Seharusnya ini menjadi tugas bersama dari pelaku seni dan pemerintah setempat untuk memaksimalkan pelestarian kesenian Topeng Ireng. Oleh sebab itu, sangat diharapkan kepada pemerintah setempat untuk membantu memberikan wadah untuk para seniman Topeng Ireng maupun kesenian lainnya agar kesenian tidak hilang sebab gagalnya pelestarian tanpa dukungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H