Lihat ke Halaman Asli

Abila Setiawan

Mahasiswa Pengamat

"Coded Bias", Algoritma dan Prasangka dalam Teknologi A.I

Diperbarui: 6 Juli 2021   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film Coded Bias diawali dengan kebingungan seorang mahasiswi Institut teknologi massachusetts merasa bingung pada sistem pendeteksi wajah di sistem internet, karena dia mendapati, bahwa internet cenderung menampilkan atau menyarankan orang-orang yang berkulit putih daripada orang-orang sepertinya (berkulit hitam).
Dia melakukan uji coba dengan menggunakan topeng putih, dan hasilnya, wajahnya baru bisa terdeteksi oleh A.I.

Scene film berlanjut pada penulis buku yang bernama Cathy O'Nell yang mengatakan bahwa alogaritma kita saat ini terbentuk dari informasi sejarah manusia, yang sejak dahulu manusia sudah memiliki "bias"nya tersendiri. Dilanjutkan dengan seorang direktur organisasi bernama big brother watch, Silkie Carlo yang mengkampanyekan bahwa sistem CCTV/kamera pengawas di kota London terlalu berlebihan dengan mengambil foto biometrik maupun data pribadi seseorang tanpa sepengetahuan yang bersangkutan, dan karena itu dia merasa cara hidup di negara itu akan berubah karena semuanya terpantau.

Yang menjadi poin penting dalam film dokumenter ini adalah Sistem atau kecerdasan buatan AI tidak membuat keputusan berdasarkan etika tetapi berdasarkan matematika. Bagaimana menilai seseorang berdasarkan data atau sejarah yang dimiliki seseorang untuk memprediksi bagaimana perilaku orang tersebut di masa depan. Dan hal itu semua berdasarkan Matematika.

Dalam Teori Dependensi Media oleh DeFleur dan Rokeach mengasumsikan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting bagi orang tersebut. Dalam proses ketergantungan seseorang terhadap media, media juga akan memiliki kekuasaan untuk memengaruhi orang tersebut.

Salah satu komponen yang tidak terpisahkan dengan teori Dependensi Media adalah Sistem Sosial yang besar. Sistem media saling berhubungan dengan masyarakat dalam menciptakan kebutuhan dan minat akan bervariasi sesuai dengan tingkat stabilitasnya. Hal ini dapat menimbulkan penyesuaian sikap terhadap apa yang disampaikan oleh media.

Dalam film Coded Bias kita diperlihatkan bagaimana sebuah kecerdasan AI yang memiliki bias terhadap Algoritma yang diterapkan oleh sistem yang membuat sebuah kepercayaan terhadap sesuatu yang menyimpang. Singkatnya algoritma merupakan data yang tersimpan dan dimiliki sistem untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa lalu dengan menganalisis data yang dimiliki dari masa lalu. Salah satu kesalahan algoritma dalam film ini adalah bahwa dalam sistem pengenalan wajah, kecerdasan buatan tidak dapat membaca wajah seseorang yang memiliki kulit berwarna. Hal ini menyebabkan sebuah keyakinan yang menimbulkan efek Afektif bahwa semua orang yang memiliki kulit berwarna tidak dapat dikenali melalui proses pengenalan wajah.

Dari film ini kita bisa belajar bahwa semua yang muncul di Internet saat ini adalah segala sesuatu yang sebenarnya mencerminkan apa yang kita lakukan di dunia nyata. Kecerdasan buatan diharapkan tidak hanya digunakan untuk mempersonalisasi seseorang demi keuntungan, tetapi data yang digunakan juga harus diperoleh secara sadar dan, tentu saja, didukung oleh perangkat lunak siap pakai untuk meminimalkan kesalahan sistem. Terakhir sebagai refleksi bagi diri kita adalah untuk tidak selalu memercayai segala sesuatu yang ada di media, kita dapat meyeleksi apa yang sesuai dengan kebutuhan kita dan bermanfaat bagi kita dalam kehidupan bersosialisasi di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline