Fakta mengejutkan mengguncang masyarakat Desa Tengah-Tengah, setelah ditemukan kain kafan putih berumuran 3 abad atau sekitar 300 tahun, masih utuh beserta atitin (keranjang) peninggalan terbentang indah di dalam kubur galian.
Menurut informasi dari warga, tempat pemakaman sebelumnya digali untuk memulangkan jenazah Almarhuma Modim Jak maruapey, yang baru menghembuskan nafas terakhirnya pada, Minggu, 28/19 kemarin.
Singkatnya, ketika beberapa lelaki sedang menggali tempat makam untuk dipulangkan Almarhuma Jak Maruapey, pada 29/19, beberapa lelaki itu serentak terkejut ketika melihat kuasa ilahirabbi. Terjadi pada pukul 09.00 wit di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Tengah-Tengah, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
Lanjut cerita, setelah kubur yang digali mendekati kedalaman 1 meter, terlihat jelas kain kafan putih jenazah beserta atitin (keranjang) yang masih utuh dan bersih berserih. Para penggali pun lansung hendak menyetop proses galiannya.
"Katong mau gali cuman lihat jenazah yang masih utuh makanya katong langsung stop," ucap Rijun Maruapey. Setelah itu, Rijun langsung menghampiri Modim Ali Marupaey, dan memberitahunya. Modim Ali Maruapey, merupakan salah satu pemimpin jamaah masjid An-Nimah, Desa Tengah-Tengah, saat ini. Next story, dengan seketika modim Ali, kemudian bergerak cepat untuk turun ke dalam kubur galian dan sembari melihatnya.
"Subhanallah, maha suci Allah SWT, dibarengi tangisan terharu oleh sang modim. Kemudian lantunan takbiran dan pembacaan ayat suci Al-qur'an dikumandankan beserta panjatan doa kepada Allah SWT atas kuasa yang diberikan.
Modim Ali mengakatan, kain kafan putih yang masih utuh itu pemiliknya merupakan salah satu Imam Besar Desa Tengah-Tengah, yang sudah wafat ratusan tahun lamanya, namanya Imam Aharaja Maruapey.
Imam Besar Aharaja , diceritakan warga Tengah-Tengah, merupakan seorang yang kaya akan ilmu agama dan sangat expert memahami Al-qur'an, sehingga ia menggelari imam besar masjid dan sekaligus menjadi imam pertama di desa Tengah-Tengah setelah kepergiannya yang sudah ratusan tahun lalu.
Ya rahman ya rahim, maha suci sekali, semoga mulia hidup dunia dan akhirat terus merangkulnya. Akhirnya, proses galian makam dihentikan dan berpindah tempat galian makam, yang tak jauh dari makam Imam Besar Aharaja.
"Selain mendapat gelar Iman Besar masjid An-Nimah, Imam Aharaja, juga aktif sebagai guru ngaji. Kiprahnya sudah tidak bisa diragukan lagi. Bahkan anaknya, Imam Muhamad Maruapey, konon cerita, orang-orang dari Desa Wakal, di Kecamatan Leihitu, datang dan belajar mengaji kepadanya. Sungguh luar biasa!
Perlu diketahui Negeri Tengah-Tengah, memiliki lima marga asli, diantaranya; marga Tuharea, Maruapey, Risahondua, Leurima, dan Tahapary. Masing-masing dari elemen marga diatas, demikian mendapat peran aktif tersendiri dalam menjalangkan roda pemerintahan desa, agama, adat, dan sosial kemasyarakatan.