Lihat ke Halaman Asli

Sabri Leurima

Ciputat, Indonesia

PPW: Kami Hadir Untuk Mencerdaskan Masyarakat Seram Utara

Diperbarui: 11 Juni 2019   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-Anak Seram Utara Foto Bersama Bendera Perpustakaan Paparisa Wahai - dokpri

Aktivitas literasi jalanan kini mulai banyak digemari anak-anak muda. Dilakukan untuk memberantas kebodohan masyarakat dan membudayakan membaca sebagai jendela dunia.

Sekumpulan anak-anak muda yang tergabung dalam Komunitas Perpustakaan Paparisa Wahai (PPW), Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah. Mencoba menggulingkan budaya malas baca lewat perpus jalanan yang digelar.

Prioritas utama dari PPW adalah masyarakat Seram Utara pada umumnya dan anak-anak pada khususnya. Bagaimana kemudian PPW  Seram Utara dan Wahai mampu merubah pola pikir anak untuk tekun dalam belajar dan giat untuk meraih cita-cita di masa depan.

Setelah di hubungi salah seorang penggerak PPW, Utoyo Usman Pellu, mengatakan kami masyarakat Seram Utara sudah saatnya bangkit dari keterpurukan malas membaca buku.

" Budaya baca buku tidak terlalu menarik bagi masyarakat disini, namun bila ada pesta atau acara mabok nomor satu sudah dorang (mereka)," Ungkap Utoyo Pellu.

Anak-Anak Wahai Sedang Membaca di Temani Kakak-Kakak PPW

Utoyo yang juga mahasiswa Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ) ini menjelaskan, lewat PPW masyarakat diharapkan bisa merespon dengan baik program yang ada terutama teruntuk peningkatan kecerdasan anak-anak.

"Anak- anak Seram Utara, tambah Utoyo, jangan sampai terjebak pada hal-hal aktivitas yang tidak bermaamfaat. Mereka masih punya masa depan yang panjang bila didukung dengan semangat rajin belajar dan membaca," Tegas Utoyo.

Utoyo juga menerangkan agar semua elemen masyarakat, Pemda, dan dinas-dinas terkait di Maluku Tengah, harus jelih dalam mengembangkan sumber daya manusia secara maksimal. Jangan sampai SDM dianggap bukan agenda prioritas, itu keliru.

Membaca Dengan Gembira Anak-Anak Wahai, Seram Utara

Senyata, hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) rilisan Organisation for Economic Co-Operation and Develompent (OECD) tahun 2015. PISA merilis Indonesia ranking 62 dari 70 negara.

Penelitian PISA menunjukkan rendahnya tingkat literasi Indonesia dibanding negara-negara di dunia. Ini adalah hasil penelitian terhadap 72 negara. Respondennya adalah anak-anak sekolah usia 15 tahun, jumlahnya sekitar 540 ribu anak 15. Sampling error-nya kurang lebih 2 hingga 3 skor.

Kefakuman dalam hal membaca di Indonesia ternyata menurut saya disebabkan maraknya dunia internetan yang membuat banyak orang dan anak-anak menjadi apatis dan berselera instan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline