Nur Amry Hadi dengan sapaan nama akrabnya Amry. Lahir di Caramming 20 Mei 2000. Berasal dari Desa Caramming, Kecamatan Bontotiro, kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.
Nur Amry Hadi adalah seorang bocah membuat keyakinanya untuk optimis Hijrah meninggalkan kampung halaman, orang tua, keluarga, untuk meneruskan cita-citanya menempuh pendidikan SMA di Ibu Kota.
Setelah melewati perjuangan yang amat panjang Serta usaha kerasnya, Amry, sampai di Jakarta. Kemudian mendaftarkan dirinya di sala satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 29 Jakarta.
Setelah duduk bangku SMA, Amry, menyesuaikan dirinya untuk berinteraksi dengan teman-teman sekolah, guru sekolah dan tentu lingkungan tempat tinggal.
Amry dengan latar belakang usia yang masih mungil itu,
hanya tinggal sendirian. Dia hanya mengandalkan semangat dan cita-cita besarnya. Ya, kadang-kadang ada rumor bahwa "kejamnya ibu kota lebih kejam dari ibu tiri".Hi...hii
Tak lama kemudian melewati proses awal yang bisa disebut sulit itu. Walaupun masih duduk di bangku SMA, Amry, selalu belajar,berdiskusi bersama kakak-kakak Mahasiswa.
Lewat organisasi Intra kampus maupun ornagisasi ekstra kampus.
Beberapa kali ia juga mengikuti Acara seminar dimana-mana. Baginya belajar itu tidak memandang usia.
Dari pengalaman pergaulanya dengan mahasiswa ada semacam motivasi untuk Amry. Keyakinan dirinya tetap berproses belajar dengan tekun.
Dia juga banyak membaca buku Filsafat, Hukum, Sosial Politik dan Budaya.
Amry juga giat berdiskusi tentang Isu-isu Kebangsaan mulai isu Sitlok (situasi lokal) dan isu sitnas (situasi nasional). Bahkan beberapa kali turun ke jalan ikut aksi bersama teman-teman Mahasiswa.
Yang berada di Ciputat.
Selain ikut aktivitas bersama mahasiswa, Amry juga berjualan Es Jagun didukung dengan gerobak kecilnya. Mencari nafkah sehak dini sudah dia lakukan untuk tak lain sebagai bagian dari survive kehidupan.
Anak ajaib itu kerap kali dipertanyakan oleh teman-teman mahasiswa dari UIN Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta, STIE AD Jakarta, STIE Ganesha Jakarta. Bang? si Amry mahasiswa angkatan tahun berapa? Dengan spontan kami menjawab Amry masih duduk di bangku sekolah SMA.
Jawaban itu menjadi sebuah pukulan keras terhadap mahasiwa bahwa ternyata Amry walau masih kecil sudah punya bekal yang handal,untuk jadi oleh-oleh setelah nanti masuk di dunia kampus nanti.