Lihat ke Halaman Asli

Sabri Leurima

Ciputat, Indonesia

Kenapa Masih Saja Membuang Sampah ke Laut?

Diperbarui: 20 Mei 2019   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Penelitian dari UC Davis dan Universitas Hasanudin di Pasar Paotere Makassar menunjukan, 23 sampel ikan yang di ambil memilki kandungan plastik di perutnya. Sampah plastik selalu menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut.

Untuk pencemaran di laut, Indonesia merupakan penghasil sampah plastik laut terbesar kedua di dunia. Bila ada perlombaan sampah plastik antar negara, yakin sungguh Indonesia keluar sebagai juaranya. Sampah yang berada dilaut akan berubah menjadi serpihan-serpihan lebih kecil disebut mikroplastik. Penyuplain mikroplastik, Indonesia berada pada level 5 di lautan global (lebreton et al 2012).

Dampak dari mikroplastik terhadap kesehatan manusia antara lain terganggunya sitem limfa, perdearan darah, plasenta manusia, sel makrofag, dan sel endotelium. Banyak peneliti telah memikirkan berbagai cara baru untuk mengatasi masalah plastik. Namun, menurut Geyer, solusi yang paling efektif adalah mengubah ketergantungan kita terhadap plastik.

Rata-rata kantung plastik digunakan hanya 25 menit dan butuh 500 tahun untuk hancur dan terurai oleh alam. Dari data ini para peneliti memperkirakan pada setiap KM permukaan air ada sekitar 18.000 partikel plastik. Bila terus-terusan plastik di buang ke laut tentu akan mencemari ekosistem laut dan membahayakan biota yang ada di dalamnya.

Ramai- Ramai Sadar Lingkungan

Di kabupaten Badung, Bali dilakukan pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM), sementara di Surabaya diluncurkan Suroboyo Bus, tiketnya dapat diperoleh dengan menukarkan sampah plastik.

Jika diolah dengan baik, sampah plastik daur ulang dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp.16379.472 per bulan dari produksi 48 ton sampah plastik. Mana yang kalian pilih, daur ulang atau buang ke laut? Kalau saya jangan ketergantungan pada plastik aja deh!

Sadar lingkungan adalah tanggunjawab semua manusia yang hidup dimuka bumi. Yang kita butuhkan saat ini adalah aksi kita untuk menjaga lingkungan. Gerakan strategisnya; Pertama, mengurangi  kantung belanja plastik, sedotan plastik, dan sampah plastik lainnya. Kedua, beralih menggunakan botol minum (tumbler) tempat makan ( lunch box) dan menggunakan sedotan (straw) stenlis atau pun bambu. Ketiga, mengingatkan teman-teman untuk selalu minim sampah.

Ayo sama-sama jalani puasanya dengan katakan tidak pada sampah plastik, biar puasamu makin barokah dan keyen.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline