Lihat ke Halaman Asli

masjatii

Admin Cashier | Librarian

Pepatah atau Peribahasa Lama (2)

Diperbarui: 13 Juli 2019   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Pepatah1

Pepatah atau peribahasa boleh diumpamakan suatu hiasan atau bunga dalam kata-kata. Kata-kata yang disusun dengan indah, kalimat-kalimat yang diatur dengan rapi akan makin bertambah indahnya, bila disisipkan sebuah pepatah didalamnya.

Dengan pemakaian pepatah itu orang tidak perlu berkata terus terang menyatakan apa yang terasa dihatinya, yang adakalanya melukai hati orang yang dimaksud, tetapi apa yang ditujunya tepat mengenai sasarannya. 

Sebuah pepatah yang diucapkan untuk pujian akan lebih lezat terasa dihati dari pada dikemukakan dengan kata-kata yang nyata. Pun sebuah pepatah bila dipakai untuk nasihat, akan lebih banyak memberi hasil, dari pada dengan terus terang, sebab nasihat yang berterus terang itu, adakalanya bukan saja kasar bunyinya, tetapi kadang-kadang dapat melukai perasaan orang yang dinasehati. 

Berikut 5 contoh selanjutnya :

ADJUN

1. Belum diadjun telah tertarung

Artinya : belum melangkah, kaki sudah tersandung. Pepatah ini biasanya dikiaskan kepada seseorang yang hendak memulai sesuatu pekerjaan atau sesuatu maksud, baru saja dimulai sudah ada alangannya. Menurut kepercayaan sebagian orang, itulah alamat yang tidak baik, dan biasanya maksud itu diundurkan dahulu. Lazim pula pepatah ini disebut : baru diandjur sudah tertarung.

AIR

2. Tambah air tambah sagu

Artinya : kalau ditambah airnya, sagunya harus pula ditambah supaya kandji atau kue sagu baik jadinya. Dikiaskan pada pekerjaan, bertambah banyak kerja, harus bertambah pula upahnya. Jadi, hendaklah menurut yang biasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline