Tragis!! Mungkin itu kira-kira kata yang tepat saat kami melakukan perjalanan dari Magelang menuju Sarang Rembang untuk menghadiri pernikahan salah satu putra Mbah Maimoen beberapa tahun lalu.
Pasalnya, kendaraan Honda CR-V yang kami tumpangi sempat membanting setir guna menghindari sepeda motor yang nyelonong putar balik tepat di utara lampu merah (dekat) terminal Kudus. Otomatis kendaraan di belakang kami ikut tersenggol arus kecelakaan termasuk satu mobil yang salah parkir juga ikut menjadi korban.
Apesnya lagi, semua pengemudi yang terkena imbas kecelakaan itu sempat menyalahkan mobil yang kami tumpangi.
"Duh!! Soro lek..." Batin saya sedikit panik.
Namun setelah beberapa saksi turut meringankan posisi kami dan ikut menjelaskan bahwa ada sepeda motor yang memang kabur dan tidak bertanggung jawab. Tak butuh waktu lama akhirnya semua dapat memaklumi, kecuali satu pengguna sepeda motor lainnya. Seorang anak muda usia sekolah tingkat atas.
Parahnya, orangtuanya sampai datang dan marah besar saat itu. Maklum saja, di antara yang lain motor yang dinaiki anak tersebut terlihat paling parah kondisinya. Remuk bagian depannya dan tak lagi berbentuk. Belum lagi kondisi si anak yang babak-belur tak karuan.
Tarik-ulur ganti rugi sempat berjalan alot. Karena kita buru-buru hendak hurmat ngunduh mantu Mbah Moen, akhirnya kami sepakat untuk damai dan berjanji untuk mengganti kerugian selepas acara pernikahan di Sarang selesai.
Dan sebelum kami beranjak, terpaksa kakak perempuan kami harus meninggalkan KTP dan nomor telepon sebagai bukti kesungguhan kami bertanggung jawab penuh sebab saya sendiri harus kembali ke rumah dan tak lagi turut kembali ke Magelang.
Dikarenakan perjalanan pulang sudah larut malam, maka urusan ganti rugi kami serahkan kepada seorang kenalan di daerah Kudus. Dari sinilah kemudian cerita ini semakin menarik untuk diulik.
Tanpa ada kabar, beberapa hari kemudian tiba-tiba ayah dan keluarga dari si anak tersebut justru malah datang ke Magelang bertandang di kediaman saudara tua kami. Bukan untuk melabrak atau marah, namun malah meminta maaf dan mengembalikan KTP yang beberapa waktu lalu kami tinggalkan di TKP.
Lhoh kok??