Lihat ke Halaman Asli

Kerusakan Lingkungan terhadap Sungai Kapuas Mengancam Kehidupan

Diperbarui: 8 Desember 2024   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia.(Dok. Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah) 

Sungai Kapuas, salah satu sungai terpanjang di Indonesia yang terletak di Kalimantan Barat, kini menghadapi ancaman akibat pencemaran lingkungan. Sungai Kapuas tidak hanya berperan sebagai sarana transportasi tetapi menjadi sumber air, kehidupan dan budaya bagi masyarakat sekitar. Namun, kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan mengancam keberlanjutan sungai tersebut. Akibatnya, kondisi sungai Kapuas kini cukup memprihatinkan.

Inilah beberapa faktor yang menjadi penyebab pencemaran lingkungan di Sungai Kapuas:

  1. Aktivitas Penambangan

Dalam aktivitas penambangan yang terjadi di dekat area Sungai Kapuas, terdapat penggunaan bahan kimia beracun seperti merkuri. Kadar merkuri yang didapatkan dari sungai tersebut sudah cukup tinggi dan dapat membahayakan masyarakat yang masih menggunakan air dari sungai tersebut. Air menjadi tidak aman untuk dikonsumsi atau digunakan dalam kebutuhan sehari-hari.

  1. Kegiatan Perkebunan

Limbah hasil penggunaan pupuk dan pestisida dalam perkebunan di area sungai Kapuas dapat mencemari air sungai. 

  1. Limbah Domestik

Air sungai digunakan dalam kebutuhan sehari-hari. Masyarakat menggunakan sungai sebagai tempat mandi, mencuci dan lainnya. Bahkan terdapat banyak sampah yang dibuang secara sembarangan di sungai. Oleh karena itu, limbah domestik menjadi salah satu faktor kerusakan lingkungan sungai Kapuas.

  1. Limbah Industri

Limbah dari aktivitas industri seperti pabrik dan usaha lainnya juga menjadi salah satu penyebab kerusakan lingkungan. Seperti yang tertulis diatas, aktivitas perkebunan dan penambangan menyebabkan adanya limbah industri yang mencemari sungai Kapuas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline