Negeri Indonesia, tanah Ibu Pertiwi. Memiliki julukan Negeri Seribu Pulau, berwarna-warni budaya juga bahasanya. Orang-orangnya dikenal dunia dengan murah senyumnya. Indonesia negara berkembang yang memiliki potensi melimpah untuk menjadi negara maju di masa yang akan datang. Masa depan yang memiliki banyak sekali misteri, yang tidak ada satu pun orang mengetahui apa yang akan terjadi nanti, namun banyak sekali pembicaraan bahwasanya pada tahun 2045 Indonesia akan menjadi masa-masa emasnya negara Indonesia. Memang tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi semuanya akan kembali lagi pada bangsanya "apakah mereka menginginkan negaranya menjadi negara yang maju?". Kita sebagai Warga Negara Indonesia dan Bangsa Indonesia memanggil untuk bermimpi.
Minggu, (07/02/2021) acara Musta PPI Turki 2021 Kastamonu yang diadakan secara online via zoom kali ini sukses mengadakan webinar dengan tema "Bersama Diaspora Menuju Indonesia Emas 2045" yang dihadiri oleh lebih dari 100 pelajar baik dari pelajar Indonesia maupun pelajar di Turki. Webinar kali ini diharapkan dapat memenuhi apa saja yang diperlukan untuk mewujudkan keinginan dan impian Negara Indonesia Emas pada tahun 2045 yang akan datang. Acara Musta PPI Turki 2021 dibuka dan disambut oleh oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia Istanbul Turki Imam As'ari. Webinar dipandu oleh Muhammad Bagas Maulana, lalu diisi oleh 2 pembicara Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia 2004-2009 Dr. H. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si., dan Komisaris Bank Syariah BUMN Drg. Muh. Arief Rosyid, M.KM.
Pada pemaparan materi pertama yang disampaikan oleh Drg. Muh. Arief Rosyid, M.KM., dijelaskan betapa pentingnya pemuda dalam perkembangan dan kemajuan Negara Republik Indonesia. Pemaparan beliau menunjukan betapa pentingnya pemuda-pemuda seperti; sejarah permulaan adanya Negara Republik Indonesia adalah perjuangannya pemuda-pemuda untuk kemerdakaan Indonesia yang dipimpin oleh Boedi Oetomo pada tahun 1908, pada tahun 1945 para pemuda menculik Soekarno dan mendesak untuk memerdekakan Indonesia, serta pada tahun 1998 terjadinya demonstrasi besar-besaran, mahasiswa menuntut reformasi dan dihapuskannya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). "Sehebat-hebatnya seseorang yang belajar jauh-jauh di luar negeri jika tidak bermanfaat untuk tanah air, masih kurang HEBAT" ujar Drg. Muh. Arief Rosyid, M.KM. Indonesia membutuhkan regenarasi dalam bangsanya, karena pentingnya regenerasi menjadi titik mutlak untuk majunya Indonesia, maka sudah saatnya para pemuda di dalam negeri atau luar negeri untuk menggantikan dan membantu untuk memajukan Indonesia bersama-sama. "Membangun pengalaman bersama dan mengurangi kesenjangan", karena "Pemuda adalah pintunya kesempatan atau pintunya kehancuran" ujar beliau.
Paparan yang tak kalah penting juga disampaikan oleh Dr. H. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si., "Empat aspek yang dapat mengubah dan memajukan sebuah bangsa; industri, investasi, individualis, dan informasi" dan "Kalian tidak bisa menyalamatkan dunia, tetapi kalian bisa menyalamatkan dan memperbaiki komunitas-komunitas kalian" kutipan-kutipan dari beliau. Memang begitu banyak sekali yang menjadi kendala-kendala untuk bisa menjadikan negara Indonesia menjadi negara yang maju, karena "Perkembangan dan persaingan secara global yang sangat ketat dan keras ." ujar beliau.
Pada akhir acara, closing statement oleh Dr. H. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si., juga menjadi poin tersendiri tentunya bagi pelajar-pelajar yang ada di Turki maupun yang ada di Indonesia "Jangan patah Semangat. Harus optimis, optimis, dan optimis. Seseorang yang optimis selalu berada dalam Ridhonya Allah Subhana wa Ta'ala". Kita sebagai Warga Negara Indonesia dan Bangsa Indonesia memanggil untuk bermimpi demi mewujudkan Mimpi Negara Indonesia Emas 2045. Salah satu kutipan terakhir juga ditutup oleh Dr. H. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si. dengan penuh semangat dan optimisme "Hidup hanya sekali, gunakanlah untuk mengabdi, kepada Ilahi Rabbi, lalu membagun negeri, agar tidak menyesal nanti, dan surga tujuan abadi.".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H