Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Dimas Kanjeng yang Katanya Bisa Mengadakan Uang

Diperbarui: 9 Oktober 2016   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

  • Penomena Dimas Kanjeng Dengan Kesaktian Yang Katanya Bisa Menggangandakan Uang?.Sekarang kita sedang ramai memperbincangkan penomena seseorang yang bernama dimas Taat Pribadi atau apalah sebutan bahkan gelar untuk seseorang ini.

Sebelumnya saya mohon maaf jika tulisan saya sangatlah tidak beraturan karena sesungguhnya saya hanyalah seorang awan mengenai hal tulis menulis atau pembuatan artikel,tetapi saya sangatlah tertarik dengan adanya fenomena seorang Taat Pribadi dan saya mencoba untuk membuat tulisan ini.

Bagaimana saya tidak tertarik dengan fenomena ini karena di dalam padepokan Taat Pribadi begitu banyak tokoh terkenal,intelektual,bahkan katanya banyak dari anggota kesatuan yg ikut didalamnya dan juga ribuan pengikut yang meyakini akan kehebatan seorang Taat Pribadi yang katanya bisa menggandakan uang atau di luruskan sama Seorang yang terkenal yang bernama Marwah Daud "bukan menggandakan tapi mengadakan".

Selama mengikuti pemberitaan mengenai seorang Taat Pribadi beserta orang-orang yang mempercayai akan kehebantannya,saya merasa miris karena di zaman yang sudah modern seperti ini masih banyak orang-orang yang mempercayai hal-hal seperti ini.Secara pribadi saya sendiri bukan tidak mempercayaai adanya gaib,tentu saya harus yakin dan percaya bahwa gaib itu memang ada.Mirisnya lagi Taat pribadi diikuti bukan hanya oleh orang-orang yang memang dari kalangan ekonomi lemah,pendidikan yang biasa aja bahkan Taat Pribadi diikuti oleh orang-orang yang mempunyai kecukupan dari segi harta dan pendidikan.Memang benar manusia sangat gampang dibutakan oleh Uang tetapi bukan alasan buta karena uang atau kekayaan lainnya lalu menjadikan kita tidak berpikir rasional.

Sebetulnya fenomena yang mirip kasusnya dengan Taat pribadi ini bukanlah satu-satunya sebagai contoh dulu kita diramaikan dengan satu yayasan yang bernama Ammalillah,motifnya sama saja para pengikut diminta menyetor dana dengan iming-iming akan kembali dengan nilai milyaran rupiah,dan yayasan ini memakan korban yang adalah teman saya sendiri.Dia habis-habisan menjual tanah dan apapun bahkan sampai meminjam uang ke bank demi untuk bisa menyetor uang ke yayasan tersebut dengan harapan uang kembali dengan nilai milyaran rupiah,tapi apa yang terjadi setelah menunggu sekian tahun lamanya uang yang diharapkan tak kunjung hadir dalam genggaman.Tapi sungguh sulit merubah kepercayaan atau keyakinan seseorang yang padahal kita sudah mengira bahkan sudah tau bahwa fenomena-fenomena penggandaan uang tersebut hanyalah tipu daya yang akan membuat sengsara.

Kembali ke Taat Pribadi...

Dimedia sosial ramai di perbincangkan mengenai Taat Pribadi bahkan banyak lelucon yang mengarah ke Taat Pribadi salah satu contohnya adalah"Taat Pribadi itu sama aja dengan Doraemon tapi perbedaannya adalah terletak pada kantong ajaibnya aja,Kalau Doraemon kantong ajaibnya ada didepan,nah kalau Taat pribadi kantong ajaibnya ada dibelakang".

Terlepas dari ramainya pemberitaan saya pribadi hanya ingin mengingatkan kepada kita semua termasuk saya sendiri tidak usahlah kita percaya akan adanya orang yang bisa menggandakan ataupun mengadakan karena sesungguhnya apapun itu tetap tindakan kriminal,karena kalaupun bisa itu kemungkinan uang palsu dan kalaupun asli itu uang curian."emang jin punya pabrik uang yang sama dengan PERURI?"

Diakhir tulisan saya sangat mengharapkan dari semua pemuka agama untuk dapat lebih membina umat supaya tidak terjerumus kedalam padepokan-padepokan yang menyesatkan pikiran,karena padepokan Taat Pribadi katanya Multi agama jadi semua umat beragama ada didalamnya.Untuk para pemuka agama mari kita bersama sama membina mental umat supaya tidak loyo sehingga mudah untuk dijerumuskan.''Para pemuka agama jangan tertalu sibuk berpolitik sehingga umat sangat dahaga dengan bimbingan agama".

Sekian tulisan dari saya,trm ksh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline