(Community Development Program -- (CDP) Prodi Teknik Arsitektur Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)
Pendahuluan
Pertumbuhan penduduk yang pesat di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, menyebabkan meningkatnya kepadatan penduduk dan menyusutnya lahan terbuka hijau. Di perkotaan, seperti di Kota Malang, urbanisasi terus meningkat, dengan 55,8% populasi Indonesia pada tahun 2019 tinggal di wilayah perkotaan, berdasarkan data Worldometers. Proyeksi menunjukkan tren ini akan terus berlanjut, mendorong kebutuhan untuk solusi pertanian perkotaan atau urban farming.
Urban farming menjadi solusi potensial dalam meningkatkan ketahanan pangan, mendukung ekonomi lokal, dan mewujudkan kota berkelanjutan. Di Kota Malang, khususnya di Kelurahan Bunulrejo, konsep ini didorong melalui berbagai program, termasuk pengembangan taman tematik berbasis tanaman markisa di RW 07.
Peta Lokasi dan Kondisi di Taman
Isu dan Fokus Pengabdian
Di tengah keterbatasan lahan, urban farming mampu memanfaatkan ruang kecil untuk produksi pangan dan rekreasi. Kelurahan Bunulrejo, yang berlokasi di Kecamatan Blimbing dengan luas hanya 1 km, menghadapi tantangan padatnya penduduk, namun memiliki potensi besar untuk pengembangan taman tematik produktif. RW 07, sebagai fokus perencanaan, dipilih karena:
- Potensi untuk menjadi lokasi pembudidayaan tanaman sekaligus ruang rekreasi.
- Kemampuan memberikan nilai ekonomi melalui hasil pertanian.
Urban farming berbasis tanaman markisa di RW 07 diharapkan menciptakan ruang hijau produktif dan estetis, sekaligus mendukung pemberdayaan masyarakat.
Kondisi Saat Ini dan Harapan
Saat ini, RW 07 di Kelurahan Bunulrejo memiliki lahan terbatas yang berbatasan dengan permukiman padat dan sempadan sungai. Pengelolaan lahan ini bertujuan untuk:
- Menyediakan taman tematik berbasis tanaman markisa sebagai ikon.
- Menghasilkan desain arsitektur berkelanjutan dengan pendekatan ramah lingkungan.