Lihat ke Halaman Asli

Ilalangg.id

Berita Warga Sipil

Puisi | Nasib yang Buta

Diperbarui: 16 Maret 2020   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dan cinta yang buta pada mata yang telah lama enggan menatap

Dan rindu yang tuli di tengah-tengah persimpangan antara hidup dan kematian

Dan hidup yang meronta-ronta memintal narasi menjadikannya ketiadaan

Dan mati yang sungkan untuk menemukan jalan hidup kemudian

Bukankah kita telah melihat mawar berwarna hitam

Dengan daun dan tangkai berduri yang mengeluarkan darah

Mungkinkah kita mencintai tanpa menamai arti sebenarnya

Ataukah kita membuat dosa di lembah-lembah duka

Tertawalah rumput, di bawahmu tanah subur sudah mengehendaki

Injak-injaklah ketamakan di sekitar hutan bakau yang mulai mengering airnya

Sudinya kita menanam padi menuai beras dan makan nasi liwet sendiri

Sudinya mereka menanam beton dan baja menuai bencana di rumah kita 

Abidin

16 Maret 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline