Lihat ke Halaman Asli

Ilalangg.id

Berita Warga Sipil

Mari Sini, Sayang

Diperbarui: 19 Desember 2018   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : Vebma.com

Ada hujan tiba tiba yang jatuh ditengah gurun, kita yang sedang berjalan , tak bisa lagi menghindar

Ada bintang yang tertinggal hingga siang, di lirik sinis oleh sang fajar, hingga tak mampu lagi berujar

Ada desir pantai , menghentak diantara rerimbunan bukit di balik safana, mengusir makna damai menjadi terkoyak nafas riuh hingar bingar

Ada mata mu , menatap diantara tembok tembok reruntuhan, terbakar dan menjadikannya abu ratapan

***
Mata yang ku tatap, mata mu yang penuh pilu diantara kemelutnya jelata

Mata mu yang menatapku, mata yang penuh harap,  agar kita sama sama mengepal diantara desirnya ketimpangan

Kita yang menyatu di bui , diantara dinding dan sel yang diratap kemunafikan
***
Oh sayang, mari sini makan siang, dengan lauk pauk yang sudah layaknya makanan binatang

Tak apalah , mari kita nikmati sebelum para begundal datang mencabik cabik keromantisan

Damai kita saling menggenggam, di antara jeruji yang sudah mengekang

Kita yang menjadi narapi kehidupan yang sudi ditenggelamkan dalam sunyi

***
Sayang , raga kita diantara rerumputan ilalang yang mengumpat ngumpat malu seolah ketakutan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline