Lihat ke Halaman Asli

Ilalangg.id

Berita Warga Sipil

Puisi | Payung hitam

Diperbarui: 6 Desember 2018   03:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hujan menderu dari pelosok bumi, menghempas harap air akan tumpah membasahi jejak kaki.

Teriknya mentari, membakar seluruh penghuni bumi , melahirkan keringat keringat harapan anak pertiwi.

Payung hitam terbuka diatas kepala, menjadi tanda pelindung dari teriknya matahari dan hujan air mata.

Simbol keteguhan dan keimanan, sebagai filosofi hidup untuk terus memperjuangkan keadilan.

Kami sebut hari itu aksi kamisan ! 

520 kamisan telah berlalu, keberpihakan masih menjadi utopia semu.

Penguasa masih mengumpat janji janji palsu, takut jika kebenaran akan terang kepermukaan.

Seharusnya bangsa ini menjadi bangsa yang jujur, bukan terus menyimpan luka yang terus dikubur.

dalang dalang yang berkeliaran akan semakin buas menerkam. jika kasus tak segera diusut tuntas diselesaikan.

Sejarah harus terus di ingatkan, bahwa negeri ini sedang tidak berjalan semestinya.

Nyawa manusia akan tak berharga, ketika mati tanpa tahu siapa yang merenggutnya, jika hanya jadi celoteh camar tanpa jawab.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline