Lihat ke Halaman Asli

Abidin Ghozali

Direktur Ilmu Filsafat Islam Jamblang

Membayar Orang untuk Berhenti Merokok

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ingat merokok itu tidak berbahaya selama tidak ada korek. Hehe... “Meroko terus kapan kelar sekripsi.” Dua pernyataan nyeleneh dalam gambar yang di unggah www.google.com     (peringatan roko lucu) ada juga peringatan dengan gambar wanita cantik berjilbab “Roko semakin naik harganya biaya nikah gak murah loh mas” dalam bahasa melayu “Meroko dapat menyebabkan mati pucuk” satu lagi dari sekiyan banyak gambar ada peringatan larangan meroko “dilarang meroko di area ini bagi yang melanggar akan di tembak, sekiranya belum mati akan ditembak sekali lagi”!. Begitulah peringatan untuk larangan meroko lucu dan konyol bukan.

Jika dulu peringatan roko hanya dengan tulisan “MEROKO DAPAT MENYEBABKAN KANGKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN.” Sekarang peringatan roko dengan menggunakan media gambar tujuannya antara lain untuk menyeramkan peroko. Pertanyaannya apakah langkah ini  Effective ?

Tidak sulit untuk menjawab pertanyaan ini, jika pertanyaan ini diajukan pada anda, kira-kira apa jawaban anda. tentu jawaban dibarengi dengan sikap terhadap roko itu sendiri. Seperti biasa ada yang kurang waras mengatakan “peringatan itu untuk dilanggar” ia tidak peduli apapun media peringatan untuk melarang roko, tetap akan terus meroko sampai kematian sebagai jawab. Ada juga yang jijik dengan gambar peringatan hanya merobek bagian gambar dalam bungkus roko dan atau mengganti tempatnya saja. ia masih terus meroko. Namun, ada juga yang siuman dengan diperingatkan menggunakan media gambar. Lalu sadar kalau roko itu berbahaya bagi kesehatan.

“perjuangan”  peroko kesulitan untuk berhenti meroko. seperti dilangsir TIME Justin Worland @justinworland  Jan. 27, 2015/.   Telah melakukan penelitian kepada 1000 orang wanita. Membayar orang untuk berhenti dari kebiasaan buruk dalam kesehatan yang mereka memiliki supaya ampuh untuk mengatasi isu-isu kesehatan masyarakat seperti Merokok, menurut sebuah studi baru di BMJ. Dalam studi, wanita hamil yang lebih dari dua kali akan berhenti merokok ketika ditawarkan insentif keuangan daripada ketika mereka diberi penyuluhan biasa.

Pelajar mengatakan, “If financial incentives are effective and cost effective they may well have the future potential to sit with vaccines as an important preventive healthcare intervention strategy,”

Penelitian, yang memandang wanita hamil lebih dari 600 di Britania Raya, ditawarkan kepada wanita  dengan $1.200 dolar dalam bentuk shopping voucher upaya mengikuti langkah-langkah untuk berhenti merokok. Hampir seperempat dari wanita yang ditawarkan uang berhasil berhenti merokok. Dalam kelompok kontrol, kelompok terpisah perempuan menerima Terapi nikotin gratis dan telah menasihati tentang bagaimana untuk berhenti. Kurang dari 9% dari wanita-wanita yang mampu menendang kebiasaan.

Membayar orang untuk hidup sehat adalah pekerjaan mulia yang dilakukan oleh peneliti dan pelajar tidak semua menanggapi hal ini denga positif beberapa berpendapat bahwa insentif tersebut koersif dan mengurangi rasa tanggung jawab pribadi seseorang. Namun para peneliti dalam pelajar ini berpendapat bahwa hal itu dapat membantu dalam lebih dari satu cara; mendapatkan dana tambahan sebelum kelahiran anak membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan keuangan yang paling pada saat mereka membutuhkan bantuan.

“In the developed world there is now a clear socioeconomic gradient in smoking, with tobacco use concentrated among the poorest in society,” the study says. “Receipt of financial incentives can contribute to needed household income in advance of the arrival of a baby in low income households.”

Akhir kalam, Kehidupan ekonomi-sosial di masyarakat Indonesia masih banyak orang yang hidup dibawah garis kemiskinan. Akan tetapi kebiasaan membeli roko yang semakin mahal tanpa meperdulikan kesiapannya sebagai orang tua (persiapan menikah, biaya persalinan dan lain-lain) masih mengharap uluran tangan orang yang berada diatas garis kemiskinan. Begitulah, Memberikan insentif keuangan untuk berhenti meroko dapat berkontribusi terhadap pendapatan rumah tangga yang diperlukan seperti pernikahan, persalinan dan kematian simiskin peroko. Semoga lekas siuman. Hehe...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline