Lihat ke Halaman Asli

Rasisme : Luka Sejarah yang Terus Menggerogoti Dunia

Diperbarui: 26 Maret 2024   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rasisme, sebuah kata yang pastinya sudah tidak tabu dan sering terdengar di telinga masyarakat di seluruh dunia. Namun, masih terdapat segelintir orang yang salah menafsirkan apa sebenarnya rasisme itu. Secara garis besar Rasisme adalah sebuah doktrin yang meyakini bahwa perbedaan biologis ras manusia menentukan pencapaian suatu individu atau kelompok. Keyakinan ini melahirkan prasangka dan perlakuan diskriminatif terhadap kelompok ras tertentu, dengan anggapan bahwa ras tertentu lebih superior dan berhak merendahkan bahkan memperbudak ras lain. Rasisme ini bagaikan penyakit kronis yang menggerogoti fondasi kemanusiaan dan terus mewarnai sejarah peradaban manusia.

Jika kita mengulik lebih dalam tentang rasisme, kita dapat menemukan bahwa konsep rasisme itu sangat kompleks dan memiliki berbagai bentuk. Adapun berbagai bentuk dan contoh rasisme adalah sebagai berikut :
1. Stereotip : Pelabelan karakteristik negatif terhadap suatu kelompok ras. Contohnya, stereotip bahwa orang kulit hitam lebih agresif atau orang Asia pandai matematika.
2. Diskriminasi : Perlakuan tidak adil terhadap individu atau kelompok berdasarkan ras. Contohnya, diskriminasi dalam penerimaan kerja, pendidikan, atau perumahan.
3. Ketidakadilan Sistemik : Ketidakadilan yang tertanam dalam struktur dan kebijakan sosial, ekonomi, dan politik yang menguntungkan ras tertentu dan merugikan ras lain. Contohnya, kesenjangan gaji antara ras kulit putih dan ras kulit hitam di Amerika Serikat.

Dengan konsep yang kompleks dan bentuk yang beragam tersebut, rasisme menimbulkan dampak negatif pada individual maupun sosial. Dampak pada lingkup individual yang di sebabkan rasisme yaitu terganggunya kesehatan mental, menimbulkan trauma dan ketakutan, serta dapat menurukan kulaitas hidup seseorang. Bahkan dampak rasisme pada lingkup sosial terbilang cukup parah, yaitu dapat menyebabkan disintegrasi sosial, kesenjangan dan ketidakadilan, serta menimbulkan ketegangan dan konflik.

Menurut data yang disajikan, persentase rasisme dari tahun ke tahun tidak kunjung menurun, khususnya di Amerika Serikat dan Eropa. Di Amerika Serikat, Data FBI menunjukkan bahwa pada tahun 2020, terjadi peningkatan 44% dalam kasus kejahatan rasial terhadap orang Asia di Amerika Serikat. Sedangkan menurut survei tahun 2020 di Eropa oleh FRA (European Union Agency for Fundamental Rights) menemukan bahwa 45% orang kulit hitam dan 38% orang Arab di Uni Eropa mengalami diskriminasi rasial dalam lima tahun terakhir.

Setelah melihat data di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa rasisme adalah masalah global yang harus kita hadapi Bersama. Dengan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil, mari kita bersama-sama berkomitmen untuk meminimalisir rasisme. Melalui penghapusan prasangka rasial, saling pengertian, dan edukasi yang lebih luas, kita dapat membangun dunia yang lebih harmonis, di mana setiap individu dihargai dan diperlakukan dengan adil tanpa memandang warna kulit, asal usul, atau latar belakang mereka. Mari kita menjadi agen perubahan dan memperjuangkan persamaan hak dan kesempatan untuk semua orang, demi masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline