PUSPAGA (Pusat Pembelajaran Keluarga). Usai salat Dhuha, peserta didik MTs Negeri Kota Probolinggo langsung duduk di halaman madrasah dengan barisan terpisah antara laki-laki dan perempuan. Mereka bersiap diri untuk mengikuti kegiatan Curhat Bareng PUSPAGA dengan topik Kesehatan Mental.
Kegiatan Curhat Bareng PUSPAGA merupakan salah satu dari rangkaian pembelajaran P5RA dengan tema Bangunlah Jiwa Raganya. Kegiatan pembelajaran P5RA dilakukan di dalam dan di luar kelas selama satu pekan. Berbagai macam kegiatan telah diikuti oleh peserta didik, mulai dari kegiatan mengenal diri sendiri, mengidentifikasi permasalahan di madrasah, menonton video pembelajaran tentang kesehatan mental dan gangguan kepribadian, serta belajar dengan narasumber ahli di Polresta Kota probolinggo tentang kenakalan anak.
Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh kepala MTs Negeri Kota Probolinggo. Dalam sambutannya, Drs. Tawin menyampaikan "Kegiatan Curhat Bareng PusPaGa ini diselenggarakan dengan tujuan agar kalian bisa tumbuh dan berkembang secara sehat, tidak hanya sehat fisiknya saja, melainkan mentalnya juga sehat. Sehingga kalian bisa menjadi generasi penerus bangsa yang sehat jasmani dan rohani."
Endhofari, S.Sos. selaku moderator membagi acara ini menjadi beberapa sesi, yaitu sesi penyampaian materi, tanya jawab, dan kuis. Bertindak sebagai narasumber pada kegiatan ini adalah Novita Dwi Ariyani, S.Psi., M.Psi. perwakilan dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Probolinggo. Seluruh warga MTs Negeri Kota Probolinggo mengikuti kegiatan dengan tertib dan antusias. Berikut adalah ulasan materi yang dibahas pada kegiatan tersebut.
Apa itu kesehatan mental?
Dalam materinya Novita mengatakan kesehatan mental berkaitan erat dengan kontrol diri seseorang terhadap peristiwa atau perilaku yang terjadi di sekitarnya. Kesehatan mental seseorang sangat berpengaruh terhadap respon yang akan diberikan ketika mengalami suatu kejadian. Menurut Novita orang yang sehat mentalnya tidak akan mengganggu orang lain yang ada di sekitarnya. Justru ia akan memberikan kontribusi positif terhadap komunitasnya dan hidup harmonis dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya. Kesehatan mental itu sendiri meliputi beberapa aspek, yaitu emosi, kognisi, dan perilaku. Ketiga aspek tersebut harus berfungsi secara utuh.
Agar kesehatan mental terjaga, kita harus memiliki filter yang kuat. Segala ucapan negatif tentang diri kita yang diucapkan orang lain, jangan langsung dimasukkan dalam hati, akan tetapi lakukan filterisasi terlebih dahulu. Karena sesungguhnya diri kita sendirilah yang dapat mengendalikan perasaan kita. Apakah kita mau bahagia atau sedih, semua tergantung diri kita sendiri.
Mengapa ada peserta didik yang melakukan bullying?
Madrasah sebagai tempat belajar sudah seharusnya mengajarkan bagaimana cara berperilaku yang mencerminkan mental yang sehat. Apabila terdapat peserta didik yang terindikasi mengalami gangguan kesehatan mental, maka harus segera mendapatkan penanganan. Salah satu contoh yang diberikan Novita tentang peserta didik yang tidak sehat mental adalah peserta didik yang sering melakukan bullying. "Jadi kalau ada teman kalian suka melakukan bullying baik secara verbal, fisik, sosial maupun cyberbullying, maka bisa dikatakan kesehatan mentalnya sedang terganggu." ucap Novita.
Novita menjelaskan bahwa peserta didik yang melakukan bullying, pada dasarnya adalah orang yang memiliki harga diri yang rendah. Ia tidak mampu bersaing dengan teman-temannya yang memiliki harga diri lebih tinggi. Sehingga untuk mengekspresikan rasa frustasinya ia melakukan bullying.