Sama sekali tak terbayang 19 tahun yang lalu ketika aku duduk di bangku SD kelak aku akan menjadi sosok pria dewasa yang harus mentukan pilihan untuk menikahi seorang gadis atau janda dengan satu orang anak perempuan lucu. fakta itu tersaji didepan mata dan mengharapakan satu langkah kepastian dia atau dyah janda muda yang menjadi pendamping masa depan. kalau dilihat dari segi fisik sangat wajar apabila aku menilai dari posisi ini karena aku dilahirkan sempurna buka berarti aku tidak memiliki kekurangan tapi yang pasti wajah. badan, tangan, kaki, tubuh semua sempurna kalau masalah tak enak dipandang ataupun enak dipadang itu masalah kondrat dan relatif untuk menilainya karena semuanya hanyalah pemberian.
Keduanya sama sama menpunyai paras cantik, wajah keduanya memang sangat sejuk untuk dipandang tak ayal ketika masalah kantor yang begitu menguras pikiran dan membuat bandan ini lemas seketika betemu dengan mereka dengan hiasa anak perempuan kecil yang lucu. rasa lelah, letih, lesu itu seketika hilang. bibir tipis ketignya selalu menaburkan kerinduan karena ucapan dan tutur katanya penuh dengan doa dan mengingatakan. karena ketika ayahku pertama kali memberikan pemahaman ilmu agama yang pertama aku jalani adalah dalam surat wal asri ( demi masa sesungguh manusia dalam keadaan merugi keculi orang orang yang saling menasehati dalam kebaikan ) mungkin kurang lebih seperti itu pengertiannya. dan diantara keduanya mereka paham itu.
Memang benar pasti ada kekurangan dan kelebihan diantara keduanya tapi dimataku mereka semua sempurna memang ada yang mencolok diantara keduanya yaitu cuman hal status yang satu gadis dan satu lagi janda. tapi apa salah kalau aku mencintai janda, apa ada larangan dalam agama ataupun peraturan pemerintah seorang perjaka dilarang mencintai janda. tapi akupun mencintai gadis itu ?
Ketika aku disudutkan untuk memilih akupun menemui keduanya di tempat yang satu. setelah pulang kerja mobilpun ku rapatkan ketempat parkir depan HANAMASA cibubur sambil memijit tombol alarem mobil sekaligus memastikan mobil dalam keadaan terkuci di depan pintu masuk restoran tersebut ada seorang laki laki sedang membukakan pintu untuk mempersilakan dua wanita yang mengunakan hijab yang semuanya menutupi aurat dan anak perempuan lucu untuk keluar. ayahhhhhhhh..........................anak perempuan lucu itu menghampiri ku dengan lari lari kecil. memang hubungan aku dengannya seperti anak dan ayah terasa kental.
dalam perbicangan ku didalam restoran tersebut mereka serempak berkata KAMI SIAP UNTUK KAU NIKAHI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H