Lihat ke Halaman Asli

Biang na ‘Daringon’

Diperbarui: 19 September 2016   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh : Abhotneo Naibaho

Anjing dalam bahasa batak disebut ‘biang’. Seekor anjing bisa dibilang cukup bermanfaat bagi manusia. Selain berfungsi sebagai ‘pelindung’ dalam rumah, bagi sebagian besar orang batak, daging anjing cukup nikmat untuk disantap.

Namun tidak demikian halnya dengan anjing (biang) yang daringon (kudisan; penuh borok) seperti dalam foto pendukung tulisan ini. Melihatnya saja pun, sudah merasa jijik lagi membuat ingin muntah, konon katanya jika dagingnya disantap.

Entah siapa geranga pemilik anjing tersebut. Namun sehari-harinya, anjing tersebut kerap bermain di daerah Tomuan, tepatnya di lingkungan sebuah gereja mainstream di Kota Pematangsiantar.

Bicara soal penikmat daging biang (anjing), saya tidak masuk golongan orang yang suka makan daging anjing. Pasalnya sejak kecil, memelihara anjing sudah membudaya dalam keluarga kami, bahkan bisa dikatakan rata-rata anjing yang kami pelihara saat itu, punya prestasi (kepandaian) menangkap mangsanya seperti; musang, harimau akkar. Bahkan tak jarang juga anjing yang kami pelihara, kerap menggigit orang yang punya niat buruk memasuki pekarangan rumah.

Sebagian pengakuan orang, makan daging anjing itu punya kenikmatan tersendiri. Selain akan menimbulkan hawa panas dalam tubuh, juga berfungsi sebagai obat, khususnya jika sop dagingnya diminum.

Kembali ke si ‘anjing yang dariongon’ tadi. Alangkah malangnya nasib si anjing tersebut karena kondisi fisiknya yang buruk. Seperti halnya pengamatan saya akan anjing tersebut, terhadap binatang sejenisnya, bisa dikatakan jarang bermain bersamanya.

Untuk dagingnya disantap, mungkin tidak ada orang yang akan selera. Menjadi pelindung…..di rumah, apalagi. Singkatnya, si anjing malang demikian, tak berfungsi lagi bagi tuannya dan yang lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline