Lihat ke Halaman Asli

Maria Hariyati

Wanita tak sempurna

Teror Virus Corona, 11 Korban Jiwa DBD di Sikka Terlupakan

Diperbarui: 4 Maret 2020   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto tribunnews.com

Ingar bingar berita tentang teror Virus Corona atau COVID- 19 seakan menenggelamkan berita Wabah DBD yang melanda Sikka, Maumere di NTT.

Sungguh tak disangka, korban yang terjangkit sudah sekitar 1062 orang dengan korban jiwa 11 orang (terakhir dirilis oleh Kompas.com)

Mungkin kita sejenak "lupa" karena pemberitaan tentang Corona lebih gencar dibandingkan bahaya DBD. 

Orang begitu Paranoid menghadapi virus corona, hingga tak bisa lagi berpikir secara jernih bagaimana DBD lebih berbahaya dan penyebarannya lebih cepat karena melalui nyamuk jenis Aedes aegypti, yang bisa juga membawa virus demam kuning (yellow fever), chikungunya, dan demam Zika.

Jika Virus Covid-19 lebih banyak menyerang para manula, dengan resiko kematian pada manula usia 50 ke atas dengan resiko yang memiliki riwayat penyakit paru-paru, atau diabetes. Maka DBD justru lebih banyak menyerang anak-anak usia produktif, dengan rentang usia  7-12 tahun.

Saat ini banyak orang hanya sibuk menyebar berita HOAX tentang Corona, sementara yang lain menimbun masker, makanan, beras, dll. 

Dan wabah yang terjadi di Sikka diabaikan. 

Untung saja para Medis di NTT sudah terbiasa menangani kasus DBD yang selalu mewabah saat musim hujan dan setelah musim hujan, sehingga korban bisa lebih diminimalisir. Meskipun penanganan telah maksimal, namun tetap saja sarana dan prasarana untuk para pasien masih jauh dari cukup, sehingga mereka harus menyiapkan tempat tidur dan kamar darurat.

Semoga pemerintah setempat bisa menangani wabah DBD ini, dan pemerintah pusat juga sejenak menengok kasus yang telah merenggut 11 orang nyawa melayang. Marilah kita tenang, tidak terlalu ketakutan berlebihan menghadapi kasus Covid 19 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline