Lihat ke Halaman Asli

Pecat "Pembantu" Indonesia! Si Petugas Partai

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat berjalan menuruni tangga samping masjid Baiturrahman Simpanglima Semarang dan membaca judul-judul headline koran yang berjejer digelar dijajakan di lantai bawah teras, aku kaget dengan seberkas makna yang menyergapku.

Headline berita iklan perusahaan robot di Malaysia: Pecat Pembantu Indonesia, berjejer dengan foto dan judul berita tentang Jokowi, yang tidak akan melantik BG, dan akan melawat ke Malaysia.

Pembantu di Indonesia? Bukankah itu Jokowi  ? Lawan politik menyebut Jokowi "boneka", "jongos" alias pembantu. Partai pengusungnya dengan gagah menyebut Jokowi petugas partai PDIP. Jokowi sendiri mengakui dirinya adalah petugas partai.

Petugas itu kata kerennya, orang lain yang sinis bisa menyebutnya pembantu. Bahkan saat Jokowi sekarang adalah seorang Presiden Republik Indonesia, seorang pengurus PDIP yang sekarang menjabat Menko dengan tegas menyebut Jokowi tetap petugas partai, mengucapkannya dengan gesture seorang juragan.

Iklan I-robot di Malaysia itu bukan iklan biasa. Saat-saat ini menjelang keberangkatan Jokowi ke Malaysia. Dan di Indonesia sedang terjadi penampakan-penampakan bukti bahwa Jokowi adalah "jongos" partai. Iklan itu adalah suatu sindiran dari Malaysia.

Mungkin ada suatu konspirasi yang bekerja secara internasional, mengatur munculnya iklan "Pembantu Indonesia" melalui suatu perusahaan robot, di suatu mall di Malaysia, yang kemudian dicapture dan diunggah oleh seseorang di medsos, dan sekarang iklan itu sudah meng-Indonesia.

Tujuannya? Menempeleng kesadaran rakyat Indonesia, untuk membuka matanya melihat bukti-bukti yang sekarang sudah terpampang di pelupuk mata, tentang si "Pembantu Indonesia" ini. Lalu? Mengajak untuk "memecatnya".

Atau mungkin ini suatu isyarat dari alam, untuk mengingatkan si "Pembantu Indonesia", agar dia segera memecat statusnya sebagai pembantu. Karena dirinya sudah memiliki status yang lebih prestisius, lebih mulia, lebih penting, dari sekedar seorang pembantu/petugas partai.

Dirinya sekarang adalah seorang Presiden Republik Indonesia, dengan geografis selebar timur hingga barat Amerika, dengan penduduk ke-4 terbesar di dunia. Negara dengan kekayaan melimpah, blablablabla...

Bila tetap bersikukuh menikmati status sebagai pembantu, jongos, jadilah Pembantu Indonesia, Pelayan untuk Rakyat Indonesia -statusnya saat ini toh? Tidak sekedar seorang pembantu suatu partai keluarga.

Kalau segala macam sistem pemerintahan yang ada dan pernah ada di dunia sekedar variasi-variasi bentuk dan warna suatu baju kebesaran kekuasaan, maka dengan bahasa lugas presiden RI ini adalah seorang Raja. Seorang Raja di Indonesia. Berlakulah dan bertindaklah sebagai seorang Raja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline